Bagikan:

JAKARTA - Kabar kurang sedap datang dari merek Mazda. Pasalnya, perusahaan bermarkas di Hiroshima, Jepang ini harus melakukan penarikan kembali (recall) pada pikap BT-50 di Australia.

Dilaporkan Drive, Senin, 20 Mei, mobil yang terdampak berjumlah 1.703 unit dengan keluaran tahun 2021-2023. Penyebab terjadinya penarikan kembali ini disebabkan karena terdapat potensi kerusakan pada lampu pelat nomor.

Departemen Infrastruktur setempat mengatakan, lampu pelat nomor pada BT-50 tidak dapat menyala ketika berada di kecepatan 10 km/jam dan kemungkinan disebabkan karena masalah perangkat lunak pada Body Control Module.

“Jika lampu kendaraan tidak berfungsi sebagaimana mestinya, pengguna jalan lain mungkin tidak dapat mengidentifikasi kendaraannya dalam posisi parkir dan saat dikendarai pada malam hari,” tulis Departemen Infrastruktur.

Dengan demikian, ini dapat meningkatkan risiko kecelakaan yang mengakibatkan cedera serius atau kematian pada pengguna kendaraan maupun pengguna jalan lainnya. Disebutkan juga, penarikan kembali ini hanya berlaku untuk model yang dilengkapi mesin 1,9 liter turbodiesel.

Mazda akan menyediakan suku cadang dan pemilik kendaraan yang terdampak akan dihubungi oleh perusahaan. Pemilik kendaraan akan dijadwalkan janji temu dengan pihak dealer untuk mengganti perangkat Body Control Module secara gratis.

Pada akhir 2023 lalu, Mazda juga harus menghadapi recall yang melibatkan model SUV CX-60 PHEV sebanyak 766 unit di negeri Kanguru.

Dimulainya proses recall ini disebabkan karena mengalami kesalahan pada pemrograman perangkat lunak yang mengakibatkan mobil tersebut kehilangan daya ketika dijalankan.

Hilangnya tenaga penggerak saat berkendara dengan kecepatan tinggi dapat meningkatkan risiko kecelakaan. Hal ini berpotensi mengakibatkan cedera atau kematian bagi penumpang kendaraan dan pengguna jalan lainnya.

Meskipun demikian, model yang terdampak hanyalah varian PHEV. Tipe lainnya seperti turbo-bensin dan turbo-diesel tidak terpengaruh masalah tersebut. Dua varian ini telah tiba di pasar Negeri Kanguru pada pertengahan 2023 lalu.