Bagikan:

JAKARTA - Hyundai tampaknya berusaha untuk mengambil langkah lebih maju seiring dengan adopsi kendaraan listrik yang terus meningkat di seluruh dunia. Salah satu langkah tersebut adalah dengan mengajukan paten untuk sistem baterai kendaraan listrik all solid state di Amerika Serikat.

Dilansir dari laman Electrek pada Rabu, 3 Januari, paten tersebut didaftarkan pada 28 Desember 2023. Dalam paten tersebut, merek asal Korea Selatan ini menggambarkan secara singkat tentang sistem baterai all solid-state, yang menawarkan tekanan konstan pada setiap sel.

Dengan demikian, teknologi ini menjanjikan baterai yang lebih ringan, aman, memberikan pengisian daya yang lebih cepat, dan kinerja yang lebih baik untuk mobil listrik.

Baterai solid-state semakin populer sebagai alternatif potensial terhadap baterai lithium-ion saat ini. Hal ini dikarenakan baterai lithium-ion saat ini masih menggunakan elektrolit cair untuk memisahkan katoda dan anoda, sedangkan baterai solid-state menggunakan elektrolit padat dengan bahan grafit. Oleh karena itu, meskipun elektrolitnya rusak, stabilitas dan kinerja baterai tetap terjaga.

Langkah Hyundai ini juga sejalan dengan target perusahaan untuk menjadi salah satu dari tiga produsen kendaraan listrik teratas pada tahun 2030.

Sebelumnya, CEO Hyundai, Jae Hoon Chang, menyatakan bahwa perusahaan akan mengembangkan baterai solid-state LFP dan NCM untuk menurunkan biaya dengan lebih banyak fleksibilitas.

Tidak hanya Hyundai, beberapa merek ternama seperti GM, Volkswagen, Ford, Nissan, Honda, BMW, Mercedes-Benz, hingga Toyota juga sedang mengembangkan teknologi baterai solid-state untuk diterapkan pada mobil listrik mereka.