JAKARTA - Beberapa pabrikan otomotif Jepang bersiap melakukan ekspansi dan penyebarluasan kegiatan produksi kendaraan listrik (EV) di Thailand, sebagai upaya untuk membangun ekosistem ramah lingkungan di wilayah Asia Tenggara.
Menurut laporan Reuters, Selasa, 26 Desember, perusahaan-perusahaan seperti Toyota dan Honda telah berkomitmen untuk berinvestasi sekitar 50 miliar baht (setara Rp22,3 triliun) masing-masing, sementara Isuzu dan Mitsubishi juga akan menggelontorkan dana sebanyak 30 miliar baht (sekitar Rp13,3 triliun) dan 20 miliar baht (kisaran Rp8,9 triliun) berturut-turut.
Investasi ini diarahkan untuk membangun ekosistem EV dalam lima tahun mendatang, termasuk perakitan truk pikap bertenaga listrik. Meskipun demikian, hingga saat ini, keempat pabrikan otomotif tersebut belum memberikan tanggapan resmi terkait rencana investasi ini.
Juru Bicara Pemerintah Thailand, Chai Wacharoke, menyampaikan bahwa investasi dari produsen mobil Jepang ini akan mendukung kebijakan pemerintah Thailand dalam mendorong transisi dari kendaraan bermesin pembakaran ke kendaraan listrik.
BACA JUGA:
Langkah ini sejalan dengan rencana Thailand untuk mengubah sekitar sepertiga dari total produksi kendaraannya, yang mencapai 2,5 juta unit per tahun, menjadi kendaraan listrik pada tahun 2030. Pemerintah Thailand juga tengah menyiapkan insentif-insentif untuk mendorong perkembangan ekosistem kendaraan listrik.
Thailand, dengan ibu kota Bangkok, telah memberlakukan pemotongan pajak dan subsidi yang menarik minat produsen otomotif asal China, seperti BYD dan Great Wall Motor (GWM), yang telah berkomitmen untuk berinvestasi di wilayah tersebut.
Meskipun beberapa produsen asal China telah memasuki pasar, industri otomotif Thailand tetap didominasi oleh produsen kendaraan asal Jepang sejak beberapa dekade lalu.