Bagikan:

JAKARTA - BYD Auto, produsen kendaraan asal China, semakin menunjukkan popularitasnya dengan berbagai model elektrifikasi yang tidak hanya mengutamakan inovasi, tetapi juga menawarkan harga terjangkau. Perusahaan ini terus mengembangkan sayapnya dan berhasil merebut hati konsumen di wilayah Eropa, Asia, dan Afrika.

Dengan inovasi yang terus berlanjut dan komitmen dalam menghadirkan kendaraan listrik yang terjangkau, BYD Auto berhasil menarik perhatian global terutama pada Juni 2022 ketika mengalahkan Tesla sebagai produsen kendaraan listrik terbesar di dunia.

Pada upaya terbarunya, BYD telah melangkah ke pasar Maroko, dengan memperkenalkan tiga model andalannya: BYD Han EV, BYD Tang EV, dan Atto 3. Ketiga model ini telah dipamerkan di Maroko dan akan segera hadir untuk memenuhi permintaan pasar lokal. Dengan langkah maju ini, BYD berharap dapat mendorong perakitan lokal kendaraan di masa depan, memperkuat hubungan dengan Maroko.

Tidak hanya memperluas jangkauan global, BYD juga menunjukkan komitmen dalam mempercepat adopsi transportasi elektrifikasi di Maroko dengan bekerja sama dengan perusahaan lokal, Auto Nejma.

Seperti pada pasar Amerika dan Eropa, BYD juga menyesuaikan kendaraan-kendaraan tersebut dengan sistem kemudi di sisi kiri, mengikuti kebijakan Maroko yang menetapkan sistem tersebut sebagai standar.

Pencapaian positif BYD di Maroko memberikan sinyal kuat bahwa Indonesia juga merupakan pasar yang potensial bagi produsen ini. Beberapa waktu lalu, Menteri Perindustrian RI, Agus Gumiwang Kartasasmita, mengunjungi pabrik industri otomotif BYD di China, meningkatkan spekulasi mengenai potensi kehadiran BYD di industri otomotif Indonesia.

Informasi tersebut semakin diperkuat ketika Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Luhut Binsar Pandjaitan, melaporkan kepada Presiden RI, Joko Widodo, tentang minat dari salah satu pabrikan kendaraan listrik terkemuka yang berencana berinvestasi di Indonesia.

Menurut Luhut, pabrikan tersebut berkomitmen menginvestasikan dana sebesar 1,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp19,5 triliun untuk memasarkan kendaraan listrik di Indonesia. Meskipun mereknya tidak diungkapkan, kuat kemungkinan perusahaan tersebut adalah BYD, mengingat perusahaan telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk memasuki pasar Indonesia pada bulan Mei lalu.