Bagikan:

Jakarta - Elektrifikasi kendaraan menjadi tren global yang semakin pesat, dan Indonesia siap mengikuti langkah tersebut. Seluruh dunia kini mempersiapkan diri menghadapi era mobil listrik, termasuk Indonesia.

Banyak negara dan pabrikan otomotif telah berinvestasi dalam teknologi ini. Indonesia pun tak ingin ketinggalan, dengan rencana produksi jutaan kendaraan listrik di masa depan. Kesiapan ini ditandai dengan minat pabrikan luar yang ingin berinvestasi di Indonesia, seperti yang baru-baru ini dilaporkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI. Dengan adanya investasi dan suplai bahan baku yang memadai, Indonesia berada pada jalur yang tepat dalam menyambut era elektrifikasi global.

Baru-baru ini, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, melaporkan kepada Presiden Joko Widodo bahwa ada satu pabrikan mobil listrik terkemuka yang siap berinvestasi di Indonesia.

"Dalam minggu lalu, kami menerima proposal investasi dari salah satu produsen mobil listrik terkemuka di dunia untuk membangun pabrik dan jaringan distribusi di Indonesia," ucap Luhut dalam acara groundbreaking pabrik foil tembaga di Gresik, Jawa Timur, yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, pada Selasa, 20 Juni.

Meskipun Luhut tidak menyebutkan merek mana yang akan berinvestasi di Indonesia, berdasarkan proposal yang diterima, pabrikan tersebut berencana menginvestasikan dana sebesar 1,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp19,5 triliun.

Pabrikan tersebut meminta bantuan untuk memperoleh suplai tembaga, mengingat Indonesia memiliki cadangan tembaga yang melimpah. Ini sangat penting karena mobil listrik yang akan diproduksi oleh pabrikan tersebut akan sesuai dengan preferensi masyarakat Indonesia dan memiliki harga yang terjangkau.

Dalam pengembangan mobil listrik, bahan baku seperti tembaga menjadi prioritas untuk mempercepat perkembangan mobil listrik di Indonesia. Sebagai contoh, sebuah mobil listrik membutuhkan sekitar 56 kg tembaga, tanpa memperhitungkan kebutuhan tembaga untuk baterai kendaraan listrik. Oleh karena itu, pembangunan pabrik pengolahan tembaga yang terintegrasi dengan industri timah, nikel, kobalt, dan bauksit sangatlah penting. Hal ini juga sejalan dengan target Indonesia untuk memproduksi jutaan kendaraan listrik di masa depan.

Selain itu, Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai netralitas karbon sebesar 100 persen dan nol emisi pada tahun 2060 mendatang. Hal ini juga akan diiringi dengan pengurangan penjualan mobil berbahan bakar di masa depan.