Bagikan:

JAKARTA - Produsen mobil mewah asal Italia, Ferrari, saat ini sedang membangun pabrik baru yang nantinya akan digunakan untuk produksi supercar listrik, dari motor listrik yang nantinya akan mengaliri daya kendaraan, inverter, dan baterai listrik.

Pembangunan pabrik baru Ferrari di Italia Utara diperkirakan selesai pertengahan 2024 mendatang. Disebutkan bahwa pabrik tersebut sebagai "e-building", fasilitas tersebut akan memiliki jalur perakitan fleksibel memungkinkan Ferrari membuat mobil listrik dan non-listrik.

"Kami ingin mempertahankan fleksibilitas yang besar. Pabrik akan siap tepat dua tahun setelah hari pasar modal kami, ketika konstruksi pabrik telah dimulai," kata CEO Ferrari, Benedetto Vigna dikutip Bloomberg dan ditulis oleh InsideEVs, Selasa, 6 Juni.

Diperkirakan kendaraan all-electric Ferrari akan muncul tahun 2025. Sedangkan, volume produksi akan dimulai pada 2026. Vigna menambahkan, bahwa pihaknya yakin akan memperoleh keuntungan dari mobil Battery Electric Vehicle (BEV) seperti halnya mesin pembakaran internal. Pernyataan ini menarik, karena sebagian besar produsen mobil besar lain juga tengah berjuang untuk menghasilkan keuntungan dari model all-electric mereka.

Pernyataan menarik lain yang dilontarkan Vigna adalah Ferrari tidak tertarik untuk membeli merek supercar lain.

"Saya rasa tidak masuk akal bagi kami untuk membeli pembuat supercar lain," katanya, seraya menambahkan penting bagi Ferrari mempertahankan DNA-nya. Ferrari akan terus fokus pada kemitraan dengan perusahaan lain.

Ferrari sendiri terkenal sebagai produsen kendaraan yang memiliki harga tertinggi. Sehingga, kemungkinan mobil EV Ferrari nantinya akan dipatok juga dengan harga selangit dan mungkin akan memiliki peran besar dalam memastikan profitabilitas.

Pada kuartal pertama 2023, Ferrari meraih laba operasi sebesar 27 persen yang merupakan laba tertinggi di industri otomotif. Bila margin tersebut terjadi pada model BEV, maka ini merupakan sebuah pencapaian besar bagi pabrikan.

Tahun lalu, Ferrari mengumumkan akan mengadopsi pendekatan tiga cabang dalam memproduksi kendaraan terbaru, yakni mobil listrik dan hybrid diperkirakan akan meningkat proporsinya pada akhir dekade sebanyak 40 persen BEV, 40 persen hybrid, dan 20 persen ICE.