Bagikan:

JAKARTA - Penggunaan kendaraan listrik telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir, terutama di negara-negara maju. Seiring dengan peningkatan kesadaran tentang perubahan iklim dan kekhawatiran tentang ketergantungan pada bahan bakar fosil, penggunaan kendaraan listrik diprediksi akan terus meningkat di masa depan.

Menurut laporan dari International Energy Agency (IEA), pada tahun 2030, jumlah kendaraan listrik yang beroperasi di seluruh dunia diperkirakan 60 persen kendaraan di dunia. Hal ini didorong oleh peningkatan produksi kendaraan listrik, peningkatan infrastruktur pengisian baterai, dan kebijakan pemerintah yang semakin mendukung penggunaan kendaraan listrik.

Di beberapa negara, penggunaan kendaraan listrik diperkirakan akan jauh lebih tinggi daripada yang lain. Sebagai contoh, di Norwegia, diperkirakan pada tahun 2030, lebih dari 90% dari semua kendaraan yang dijual akan berupa kendaraan listrik.

Sebuah studi baru-baru ini yang diterbitkan firma riset Wood Mackenzie, memperkirakan jumlah port pengisian cepat umum untuk kendaraan listrik akan meningkat 60 kali lipat antara tahun 2022 dan 2050 di Amerika Serikat dan Kanada seperti dikutip dari insideclimatenews, 30 Maret 2023.

Tingkat pertumbuhan itu, menunjukkan bahwa pom bensin di masa depan mungkin berubah menjadi stasiun pengisian listrik. Studi tersebut menunjukkan bahwa konsumen semakin beralih ke mobil listrik dan dengan semakin banyaknya jumlah mobil listrik yang beredar, maka perlu ada infrastruktur yang memadai untuk mengisi daya baterai mobil tersebut.

Studi ini melibatkan survei terhadap lebih dari 10.000 responden, dan menemukan bahwa mayoritas konsumen berpikir bahwa pengisian baterai mobil yang mudah dan cepat adalah kunci penting dalam mengadopsi mobil listrik. Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa hampir 80% konsumen mengatakan bahwa mereka akan lebih mungkin untuk membeli mobil listrik jika terdapat infrastruktur pengisian yang lebih mudah dan dapat diakses dengan cepat.

Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah dengan mengubah pom bensin yang sudah ada menjadi stasiun pengisian listrik. Studi tersebut mengatakan bahwa pom bensin saat ini sangat cocok untuk diubah menjadi stasiun pengisian listrik karena lokasinya yang mudah dijangkau, infrastrukturnya yang sudah ada, dan juga bisa menjadi alternatif baru bagi pemilik pom bensin untuk mengembangkan bisnisnya di masa depan.

Namun, studi ini juga mengakui bahwa masih ada beberapa hambatan dalam mengubah pom bensin menjadi stasiun pengisian listrik. Salah satu hambatan tersebut adalah biaya untuk mengubah infrastruktur yang sudah ada dan memasang stasiun pengisian listrik yang baru. Selain itu, masih ada kekhawatiran tentang ketersediaan daya listrik yang memadai untuk mengisi baterai mobil listrik jika semakin banyak mobil listrik yang beredar.

Dalam rangka untuk mengatasi hambatan tersebut, studi ini menyarankan agar pemerintah dan industri bekerja sama untuk mengembangkan solusi yang memungkinkan transformasi pom bensin menjadi stasiun pengisian listrik yang lebih mudah dan terjangkau. Dengan begitu, diharapkan konsumen dapat dengan mudah mengisi baterai mobil listrik mereka di mana saja, termasuk di lokasi yang dulunya adalah pom bensin.