Kaesang Pangarep dan Daya Tarik Pemilih Muda
Kaesang Pangarep dipilih menjadi Ketua Umum PSI menggantikan Giring Ganesha. (Dok PSI)

Bagikan:

Politik Indonesia selalu menyuguhkan kejutan, dan salah satu kejutan terbaru adalah penunjukan Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Keputusan ini telah memunculkan berbagai pertanyaan mengenai dampaknya pada peta politik nasional, terutama dalam perspektif pemilihan presiden yang akan berlangsung pada tahun 2024 mendatang.

Sebagai salah satu negara penduduk besar dengan tingkat kelahiran yang tinggi, Indonesia memiliki jumlah pemilih muda yang signifikan. Data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) menunjukkan bahwa pemilih muda, termasuk dalam kelompok Gen Z dan milenial, akan memegang peran yang sangat penting dalam pemilu 2024. Jumlah mereka mencapai lebih dari 100 juta jiwa, atau sekitar 52 persen dari total pemilih.

Kaesang Pangarep, yang lahir pada tanggal 25 Desember 1994, dengan usianya yang belum 30 tahun dan popularitasnya yang besar di kalangan pemuda, menjadi sosok yang sangat menarik bagi golongan pemilih muda. Karisma, gaya bicaranya yang santai, serta keterlibatannya dalam berbagai kegiatan media sosial, menjadikannya memiliki daya tarik yang unik. Kaesang juga dikenal sebagai tokoh progresif, terutama dalam isu-isu yang menjadi perhatian utama generasi muda, seperti pendidikan, pekerjaan, olahraga, dan bisnis.

Setelah secara resmi menjabat sebagai Ketua Umum PSI, Kaesang mengambil langkah bijak dengan menjalin silaturahmi dengan relawan-relawan yang mendukung Jokowi. Tindakan ini strategis karena dapat mendekatkan dirinya dengan pemilih muda yang mayoritas merupakan pendukung setia Jokowi. Dengan berkolaborasi bersama mereka, Kaesang berharap dapat membangun jaringan yang kuat dan meraih lebih banyak dukungan.

Keputusan Kaesang untuk memimpin PSI juga memunculkan pertanyaan tentang hubungannya dengan Jokowi, presiden saat ini. Memang Presiden Jokowi merestui langkah putra bungsunya terjun ke politik. Namun, harus diingat Jokowi berasal dari PDIP yang mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden, sementara PSI, sebelum Kaesang menjadi ketum, PSI dekat dan merapat ke Prabowo Subianto. 

Jokowi dikenal sebagai seorang politikus yang memiliki jaringan yang luas dan telah berhasil menjaga hubungan baik dengan berbagai pihak, termasuk Prabowo Subianto. Bagaimana Kaesang akan mengelola hubungannya dengan Jokowi dan dampaknya pada permainan politik yang sedang berlangsung menjadi fokus perhatian yang penting.

Langkah Kaesang Pangarep dalam dunia politik juga menghadirkan isu dinasti politik ke permukaan. Karena rasanya tidak mungkin Kaesang mulus langsung jadi ketua umum partai kalau bukan menyandang predikat anak presiden. Meskipun begitu, sebagian pendukungnya dan anggota PSI melihat kepemimpinan muda ini sebagai cara untuk membawa semangat baru dan inovasi ke dalam politik Indonesia. Hal ini memberikan harapan kepada partai politik lain untuk mengevaluasi kembali strategi mereka dalam menghadapi tantangan politik serta bagaimana mereka dapat lebih melibatkan generasi muda.

Kaesang Pangarep memasuki dunia politik pada saat yang menarik, ketika pemilih muda menjadi kekuatan yang semakin berpengaruh dalam politik Indonesia. Sebagai seorang pemimpin muda, Kaesang memiliki peluang besar untuk meraih dukungan dari segmen pemilih ini, tetapi juga dihadapkan pada tekanan besar untuk memenuhi harapan mereka. Bagaimana dia menghadapi tantangan ini dan menjalin hubungannya dengan pemilih muda akan menjadi salah satu cerita menarik dalam politik Indonesia menjelang Pemilu 2024.