Bagikan:

JAKARTA - Kompetisi Liga 1 akan dilanjutkan pada 1 Oktober mendatang. Sesuai keputusan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), pertandingan akan difokuskan di Pulau Jawa.

PSSI dikabarkan menetapkan Yogyakarta sebagai homebase untuk enam klub yang berada di luar Pulau Jawa. Mereka diberi opsi  tiga stadion untuk jadi kandang, yaitu Maguwoharjo Sleman, Sultan Agung Bantul, dan Mandala Krida Kota Yogyakarta.

Presiden Borneo FC, Nabil Husein mengatakan, pihaknya bisa memahami keputusan PSSI ini meskipun terbilang berat.  Namun, menurutnya, langkah ini efisien mengingat situasi pandemi COVID-19 saat ini.

"Bertanding di Jawa sudah tepat, semua harus menerima,"

Presiden Borneo FC, Nabil Husein
 

Borneo FC sendiri kabarnya memilih Stadion Maguwoharjo sebagai kandang pada lanjutan kompetisi Liga 1 nanti. Stadion ini juga menjadi pilihan klub Persiraja Banda Aceh. Alasannya, kualitas stadion sudah tak perlu diragukan lagi. Seperti diketahui, Stadion Maguwoharjo dipakai klub Liga 1 lainnya, PS Sleman.

Sedangkan empat klub luar Jawa lainnya belum memastikan bakal berkandang di mana. Mereka adalah PSM Makassar, Barito Putera, Bali United, dan Persipura Jayapura. Meski belum memilih kandang baru, hampir semua klub tersebut setuju dengan kebijakan PSSI tersebut.

CEO PSM, Munafri Arifuddih mengatakan, keputusan ini diambil agar klub bisa menekan biaya operasional saat mengikuti kompetisi. Selain itu, juga untuk mempermudah transportasi, mengingat jalur udara saat ini terbilang sulit dilakukan.

"Kalau di Pulau Jawa bisa naik bus," katanya.

Sementara itu, keputusan PSSI memusatkan kompetisi Liga 1 di Pulau Jawa juga mendapat sambutan hangat dari kapten tim Persela Lamongan, Eky Taufiq. Dia menyebut, kebijakan ini akan memudahkan klub, khususnya dari segi transportasi. Pemain, lanjutnya, punya waktu istirahat yang cukup karena tidak terlalu jauh dalam melakoni laga tandang.

"Jadi kami bisa istirahat lebih baik," tuturnya.