Bagikan:

JAKARTA - Mantan Presiden Barcelona, Sandro Rosell menggugat pemerintah Spanyol lebih dari 29 juta euro. Gugatan ini dilayangkan lantaran Rosell mengalami kerugian materi dan psikologi akibat menghabiskan dua tahun penjara. 

Rosell ditangkap pada Mei 2017 dan menghabiskan 20 bulan penjara setelah dituduh, bersama dengan lima orang lainnya, atas biaya pencucian untuk hak audiovisual dari 24 pertandingan Brasil dan juga kontrak sponsor dengan Nike.

Setelah diberi pembebasan bersyarat pada Februari 2019, ia dibebaskan dari dakwaan dua bulan kemudian. Jaksa penuntut di Pengadilan Nasional Spanyol, yang menuntut hukuman enam tahun, gagal membuktikan tuduhan itu.

Informasi yang diterbitkan oleh El Mundo mengungkap, Rosell menginginkan angka 29 juta euro ini dibayarkan oleh pejabat publik - hakim, polisi dan jaksa - yang melakukan penangkapan terhadap dirinya.

Secara total, Rosell mengklaim kompensasi sebesar 29.754.465,02 euro. Sebagian besar dari jumlah tersebut - 28.062.950 euro - berasal dari kerugian bisnis yang diderita Rosell selama berada di belakang jeruji besi. 

Sisanya terdiri dari kerusakan reputasinya (405.000 euro), kerusakan psikologis (200.000 euro) dan kerusakan emosional (320.000 euro) yang ia derita sebagai akibat dari hukuman penjara.

Kasus pencucian uang yang menjerat Rosell kali pertama mencuat pada 2014. Usai kasus ini menguap, ia memutuskan mundur dari jabatan presiden Barcelona yang dipegangnya sejak 2010.

April kemarin Rossell mulai membuka suara terkait kasus yang menjeratnya tersebut. Ia yakin secara sengaja dijebloskan ke penjara karena kedudukanya sebagai presiden Barcelona.

"Jika saya bukan presiden Barca, saya tidak akan dipenjara. Dari itu saya tidak ragu," kata Rosell dilansir Soccerway.