JAKARTA - Sejak Cristiano Ronaldo meninggalkan Real Madrid pada 2018, Los Blancos tidak menikmati kesuksesan yang sama seperti ketika kapten Portugal berada di ruang ganti mereka.
Namun, lima pertandingan memasuki musim 2021/22 di bawah pelatih kepala Carlo Ancelotti, Real Madrid dalam kekuatan penuh setelah meraih empat kemenangan dan satu hasil imbang di semua kompetisi.
👔 @MrAncelotti #UCL pic.twitter.com/9UTka41yur
— Real Madrid C.F. (@realmadrid) September 15, 2021
Melansir MARCA, Jumat, 17 September, Real Madrid belum menikmati awal musim yang sesukses ini sejak 2017/18, musim terakhir yang dihabiskan Ronaldo di klub.
Era Ronaldo menandai saat ketika Real Madrid menjadi ancaman terbesar di Liga Champions, serta ancaman yang konsisten di La Liga Santander.
Antara musim 2013/14 hingga 2017/18, Real Madrid memenangkan Liga Champions empat kali dari lima kemungkinan. Tetapi sejak itu mereka bahkan belum mencapai final sekali, dengan dua All English Final dalam tiga tahun terakhir.
Meskipun awal luar biasa mereka pada musim ini bukan jaminan trofi bakal hadir di Bernabeu, ini adalah fondasi yang bagus untuk tahun mendatang.
BACA JUGA:
Elite Eropa
Dengan awal musim seperti ini, Real Madrid telah menerobos ke dalam jajaran salah satu yang terbaik di Eropa.
Bayern Munich adalah yang terbaik, setelah berhasil enam kali menang dan sekali imbang dalam tujuh pertandingan dengan mencetak total 31 gol.
Paris Saint-Germain memiliki lima kemenangan dan satu hasil imbang dari enam pertandingan, sementara Chelsea memiliki empat kemenangan dan dua hasil imbang.
Lebih banyak gol
¿Hasta el final? ¡Hasta el final! ➕3️⃣💪🏽#HalaMadrid #UCL #RealMadrid pic.twitter.com/F0SxhJ0meM
— Casemiro (@Casemiro) September 15, 2021
Real Madrid tahun 2021 asuhan Ancelotti juga mencetak lebih banyak gol dari tim Los Blancos mana pun dalam beberapa tahun terakhir. Sejauh lima pertandingan yang dijalani, mereka mencetak 14 gol dalam lima pertandingan.
Artinya, raksasa Spanyol ini mencetak rata-rata 2,8 gol per laga. Untuk mengalahkan statistik itu, Anda harus kembali ke musim 2016/17, ketika mereka rata-rata mencetak tiga gol per pertandingan.