Anthony Ginting dan Jojo Diminta Kendalikan Tekanan Diri dalam Olimpiade Tokyo
Ilustrasi-Tim bulutangkis Indonesia ketika membekuk tim Inggris (Twitter/KBRILondon)

Bagikan:

JAKARTA - Peraih medali perunggu Olimpiade Athena 2004, Sony Dwi Kuncoro memandang pebulu tangkis tunggal putra Indonesia masih berpeluang meraih medali emas dalam Olimpiade Tokyo 2020.

Namun, Sony meminta para atlet pebulu tangkis untuk mengendalikan tekanan dalam dirinya sendiri. Hal ini ditujukan kepada Anthony Sinisuka Ginting dan Jonathan Christie (Jojo).

Sony memandang, pebulu tangkis pada ajang besar umumnya takut kalah, namun di sisi lain sangat ingin menang. Hal tersebut wajar, tetapi kedua faktor itu harus dicermati secara logis.

"Jangan sebaliknya, lantaran ingin menang, tapi saat tanding tekanan tinggi, malah jadi takut kalah dan hilang mood buat menampilkan permaian terbaik,” kata Sony dalam keterangannya, Sabtu, 24 Juli.

Ginting dijadwalkan akan bertanding di Musashino Forest Sport Plaza pada Minggu, 25 Juli. Ginting masuk dalam Grup J melawan Gergely Krausz dari Hungaria.

Kepada Ginting, Sony memandang lawan yang akan dihadapi relatif mudah. Meski harus waspada, menurut Sony, setidaknya Anthony bisa menggenjot mental, cara mengatasi kondisi saat tertekan.

Dari segi permainan, Ginting mengandalkan speed and power sehingga suka menyerang. Tak ayal, juara China Open 2018 ini harus mimikirkan kondisinya, terkait stamina dan endurance.

“Cara main harus diatur. Jangan terpancing permainan lawan. Usahakan membuat variasi dalam poin-poin tertentu demi atasi tekanan lawan dan tekanan dalam diri sendiri,” tutur Sony.

Sementara, kepada Joko, Sony berpendapat ia punya modal buat melaju. Sebab, Jojo pernah saling mengalahkan dengan pemain level tinggi dunia.

“Cuma, kalau mau dicermati, sejak digelar pada 1992, para juara Olimpiade itu rata-rata pemain yang banyak menjuarai event besar. Antara lain Taufik Hidayat, Lin Dan, dan Chen Long,” imbuhnya.