JAKARTA – Prestasi atlet bulu tangkis Indonesia selama tahun 2024 tidak begitu mentereng. Meski demikian, ada sejumlah gelar bergengsi yang berhasil dibawa pulang ke Tanah Air.
Keberhasilan paling bagus adalah dua gelar di All England. Sayangnya, di turnamen penutupan musim BWF World Tour Finals, wakil-wakil Indonesia pulang dengan tangan hampa.
Di Olimpiade Paris 2024, bulu tangkis juga tidak berbicara banyak. Satu-satunya medali yang sukses dibawa pulang adalah perunggu. Prestasi ini didapat oleh atlet tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung.
Berikut prestasi bulu tangkis Indonesia sepanjang 2024.
BACA JUGA:
Indonesia Masters (Super 500)
Wakil-wakil Indonesia yang menjadi unggulan di ajang ini sudah mulai bertumbangan sejak babak awal. Salah satunya adalah tunggal putra andalan dan juara bertahan Jonatan Christie.
Beruntung pasangan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin bisa menyelamatkan muka tuan rumah. Ganda putra ini sukses keluar sebagai juara di Istora sekaligus mempertahankan gelar mereka.
All England (Super 1000)
Indonesia membawa pulang sebanyak dua gelar dari ajang tertua di dunia ini. Satu dari tunggal putra Jonatan Christie dan satu lainnya dari pasangan ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Jonatan mengakhiri puasa gelar tunggal putra di ajang tersebut, yang sudah berlangsung selama 30 tahun sejak Hariyanto Arbi 1994, dengan mengalahkan rekan senegaranya Anthony Sinisuka Ginting.
Di sisi lain, Fajar/Rian berhasil mempertahankan gelar mereka di sana setelah menghentikan pasangan Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik. Ini tahun ketiga beruntun ganda putra Indonesia mendominasi ajang itu.
Sebelum Fajar/Rian menjuarai dua edisi terbaru, ganda putra Indonesia naik podium tertinggi melalui pasangan Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri yang mengalahkan senior mereka Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
Orleans Masters (Super 300)
Ada tiga wakil Indonesia menembus babak final di ajang ini, yakni Sabar Karyaman Gutama/Mohammad Reza Pahlevi Isfahani, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, dan Meilysa Trias Puspita Sari/Rachel Allessya Rose.
Akan tetapi, hanya pasangan ganda putri Meilysa/Rachel yang sukses keluar sebagai juara. Mereka membawa pulang gelar usai menekuk wakil Jepang, Rui Hirokami/Yuna Kato.
Swiss Open (Super 300)
Sepekan kemudian, Indonesia lagi-lagi punya tiga wakil di final Swiss Open. Namun, hanya satu gelar yang berhasil dibawa pulang, yakni dari ganda putri Lanny Tria Mayasari/Ribka Sugiarto.
Dua wakil lain yang menembus final ialah Gregoria Mariska Tunjung dan Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri.
Gregoria kemudian ditekuk Carolina Marin dan Bagas/Fikri dibungkam Ben Lane/Sean Vendy.
Spain Masters (Super 300)
Masih pada bulan yang sama, Maret 2024, Indonesia kembali mengirim tiga wakil ke babak pemungkas di Centro Deportivo Municipal Gallu. Namun, kali ini hanya Febriana Dwipuji Kusuma/Amallia Cahaya Pratiwi yang gagal.
Dua pasangan lainnya menyelesaikan perjalanan mereka dengan manis di ajang ini, yaitu ganda putra Sabar Karyaman Gutama/Mohammad Reza Pahlevi Isfahani dan ganda campuran Rinov Rivaldy Pitha Haningtyas Mentari.
Australia Open (Super 500)
Indonesia kemudian kembali meraih gelar pada Juni 2024 setelah melewatkan Mei 2024 tanpa trofi sekalipun ada dua kesempatan final yang didapat, masing-masing di Thailand dan Singapura Open.
Gelar dari Australia diamankan oleh pasangan ganda putri Febriana Dwipuji Kusuma/Amallia Cahaya Pratiwi. Mereka menghentikan pasangan Malaysia, Lai Pei Jing/Lim Chiew Sien.
Tunggal putri Ester Nurumi Tri Wardoyo dan ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan juga mencapai babak pemungkas di turnamen ini, tetapi perjalanan mereka berakhir sebagai runner-up.
Kaohsiung Masters (Super 100)
Dari turnamen ini Indonesia mengamankan satu gelar melalui pasangan ganda putri Jesita Putri Miantoro/Febi Setianingrum. Sung Shuo Yun/Yu Chien Hui dari China Taipei menjadi korban Jesita/Febi di final.
Korea Masters (Super 500)
PBSI memutuskan untuk merombak pasangan Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri dan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin menjelang turnamen ini. Bagas digandengkan dengan Leo dan Fikri dengan Daniel.
Komposisi baru itu memainkan turnamen pertama mereka di Jepang Open, sepekan sebelum melanjutkan perjalanan ke Korea Masters. Hasilnya langsung terlihat, Leo/Bagas berhasil keluar sebagai juara di Korea.
Indonesia Masters Super 100 I (Super 100)
Indonesia tampil dominan di hadapan pendukung sendiri dan berhasil mengirim enam wakil ke final. Dua sektor di antaranya menciptkan All Indonesia Finals, yakni tunggal putra dan ganda campuran.
Hasilnya tiga gelar dibawa pulang oleh Indonesia. Dua gelar dari All Indonesia Final diamankan oleh Zaki Ubaidillah yang mengalahkan Alwi Farhan dan Jafar Hidayatullah/Felisha Pasaribu yang membungkam Adnan Maulana/Indah Cahya Sari Jamil.
Adapun satu gelar lainnya diamankan oleh Jesita Putri Miantoro/Febi Setianingrum. Pasangan ganda putri ini mengalahkan wakil Jepang, Mizuki Otake/Miyu Takahashi.
China Taipei Open (Super 300)
Putri Kusuma Wardani, Febriana Dwipuji Kusuma/Amallia Cahaya Pratiwi, dan Febi Setianingrum/Jesita Putri Miantoro adalah tiga wakil Indonesia yang mencapai final di ajang ini.
Meski demikian, hanya ada satu gelar yang berhasil diamankan. Febriana/Amallia berhasil naik podium tertinggi Taipei Arena setelah mengalahkan kompatriot mereka Febi/Jesita.
Vietnam Open (Super 100)
Adnan Maulana/Indah Cahya Sari Jamil akhirnya mengobati luka mereka yang terjadi di Indonesia Masters 100. Pasangan ini juara di sini usai menekuk rekan senegara mereka, Zaidan Arrafi Awal Nabawi/Jessica Maya Rismawardani.
Pasangan ganda putra Patra Harapan Rindorindo/Raymond Indra juga menapakkan kaki di final. Namun, mereka harus mengakui keunggulan pasangan Huang Jui Hsuan/He Zhi Wei dari China Taipei.
Indonesia Masters 100 II (Super 100)
Total ada tujuh wakil Indonesia yang sukses mencapai babak final di ajang yang berlangsung di Surabaya ini. Sektor ganda putra dan ganda campuran pun mencetak All Indonesia Final.
Dua All Indonesia Final itu dimenangi oleh Amri Syahnawi/Nita Violina Marwah dan Rahmat Hidayat/Yeremia Rambitan. Adapun dua gelar lainnya dikantongi oleh Ni Kadek Dhinda Amartya Pratiwi dan Alwi Farhan.
Korea Masters (Super 300)
Tunggal putri Indonesia Putri Kusuma Wardani menjadi pebulu tangkis pertama Indonesia yang menjadi juara di ajang Korea Masters. Dia juara di ajang ini usai mengalahkan Han Qianxi (China) di final.
Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja juga mencapai babak final. Sayangnya, perjuangan mereka kandas melawan ganda campuran asal China, Guo Xinwa/Chen Fanghui.
Jepang Masters (Super 500)
Di ajang ini, Indonesia mendapat gelar melalui Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Mereka juara usai menang rubber game melawan pasangan tuan rumah Takuro Hoki/Yugo Kobayashi, 21-15, 17-21, dan 21-17.
Ini adalah gelar pertama bagi Fajar/Rian sejak menjadi juara di All England 2024 pada Maret 2024. Fajar/Rian juga untuk kali pertama merebut gelar Jepang Masters yang bertajuk Super 500 BWF.
Gregoria Mariska Tunjung juga masuk final. Namun, juara dunia junior 2017 tersebut gagal untuk mempertahankan gelarnya di ajang yang baru berusia dua edisi tersebut.
Olimpiade Paris 2024
Bulu tangkis berangkat menuju Perancis dengan target bisa menjaga tradisi medali emas di ajang paling bergengsi dalam olahraga ini. Sayang, target tersebut tidak tercapai.
Meski demikian, satu keping medali perunggu sukses diamankan oleh Gregoria. Dia melengkapi pencapaian dua medali emas yang masing-masing diraih oleh Veddriq Leonardo dan Rizki Juniansyah.