Bagikan:

JAKARTA - Rudy Hartono Kurniawan adalah maestro bulu tangkis Indonesia. Ia satu-satunya atlet yang mampu memegang rekor kejuaraan All England sebanyak delapan kali. Eksistensi itu tercatat dari tahun 1968 hingga 1976.

Boleh jadi Rudy memilih pensiun pada 1982. Namun, baktinya kepada perkembangan bulu tangkis nasional tak lantas hilang. Ia terus bergerak memacu pebulutangkis muda bersinar di pentas dunia lewat sebuah wadah. Perkumpulan Bulu Tangkis (PB) Jaya Raya, namanya.

Peran orangtua dalam mengarahkan keterampilan anak di dunia olahraga begitu besar. Rudy Hartono pernah merasakannya. Pria kelahiran Surabaya 18 Agustus 1949 itu merasakan tekanan kuat berlatih bulu tangkis bersama ayahnya, Zulkarnaen Kurniawan.

Alih-alih Rudy kecil dapat santai menikmati waktu senggangnya, ia justru dituntut untuk disiplin latihan. Saban hari Rudy dibebankan latihan fisik: berlari. Semua itu dilakukan untuk membentuk kekuatan dan ketahanan fisik.

Salah satu penampilan Rudy Hartono di All England. (allenglandbadminton.com)

Ia diajarkan untuk tidak manja dan berlatih bulu tangkis di mana saja. Pun ayahnya mulai mengajarkan Rudy tentang bermain bulu tangkis cepat dan agresif. Pucuk dicinta ulam tiba. Keterampilan Rudy dalam bermain bulu tangkis kian meningkat. Ayahnya pun mulai memasukan Rudy yang baru berusia 14 tahun ke PB Rajawali.

Suatu wadah yang membuat Rudy meraskan latihan bulu tangkis secara profesional. Hasilnya gemilang. Rudy mampu mengeluarkan potensi terbaiknya. Mental pemenangnya pun muncul. Ia mampu merajai banyak kompetisi bulu tangkis tingkat junior.

Kiprah itu membuat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) kepincut. Rudy pun resmi masuk pelatnas pada 1965. Kejuaran internasional silih berganti diikuti Rudy dan berhasil jadi pemenang. Kemenangannya yang paling diingat adalah kala Rudy mampu merajai All England.

Total Rudy dapat menjadi juara All England delapan kali. Tujuh di antaranya didapatkan Rudy secara beruntun, dari 1968-1974. Sisanya Rudy kembali menikmati kemenangan di All England pada 1976. Keberhasilan itu membuat Rudy jadi satu-satunya orang yang mampu merebut All England delapan kali.

Rudy Hartono usai menjuarai tunggal putra All England. (allenglandbadminton.com)

Suatu prestasi yang membuat Rudy dikenal bak pahlawan olahraga Indonesia. Kemudian, Rudy mulai dikagumi dan jadi inspirasi dari banyak pebulutangkis Indonesia lainnya macam Liem Swei King.

“Setelah keputusanku sudah bulat. Aku bergabung di Pelatnas Jakarta. Aku beruntung dalam pelatnas, aku sering bertemu dengan Rudy Hartono dan juara-juara dunia lainnya. Tokoh idolaku Rudy. Aku bercita-cita bisa menjadi juara seperti Rudy. Aku bercita-cita suatu hari, aku harus juga bisa menjadi juara All England dan juara dalam berbagai turnamen internasional,” terang Lim Swie King dalam buku Panggil Aku King (2009).

Majukan Bulu Tangkis

Sederet prestasi yang didapat Rudy tak membuatnya jadi jumawa. Rudy pun tak hanya aktif berjuang dari dalam lapangan, tapi juga ikut memajukan bulu tangkis Indonesia. Ia bahkan mau mengabdikan diri sebagai pelatih sekaligus mentor dari pebulutangkis muda Indonesia.

Perjuangan itu kian paripurna kala Rudy bersedia membantu pemerintah DKI Jakarta untuk menghasilkan talenta muda berbakat. Ia menerima tawaran Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin dan petinggi PT. Pembangunan Jaya (BUMD Jakarta), Ciputra untuk menjadi ketua dari PB Jaya Raya pada 1978.

Sumbangsih Rudy bagi PB Jaya Raya begitu besar. Ia tetap aktif sekalipun ia telah pensiun sebagai pemain bulu tangkis pada 1982. Ia bertindak sebagai pelatih sekaligus pemimpin. Rudy pun sampai merelakan ruangan rumahnya jadi kantor sekretariat.

Upaya Rudy dalam membangun PB Jaya Raya bak mengadopsi pola didik ayahnya yang mampu memanfaatkan segala hal dalam berlatih. Mental itu membuat Rudy tak peduli dengan keterbatasan fasilitas dan dana milik PB Jaya Raya.

Patung lilin Rudy Hartono di Museum Madame Tussauds Singapura. (Madame Tussauds Singapore)

Ia mampu berkontribusi maksimal, sekalipun tanpa kemegahan fasilitas berlatih. Lapangan boleh modal sewa, tapi urusan meningkatkan prestasi pebulutangkis muda harus maksimal. Hasilnya gemilang. Beberapa tahun setelahnya talenta muda berbakat ala PB Jaya Raya menjelma jadi 'raksasa' di dunia bulu tangkis dunia.

Beberapa di antaranya bahkan mampu menjadi juara dalam ragam hajatan bulu tangkis internasional. Pun atlet bulu tangkis dari PB Jaya Raya macam Susi Susanti dan pasangan ganda putra Candra Wijaya dan Tony Gunawan berhasil merebut emas olimpiade.

Susi Susanti mendapatkan emas pada Olimpiade Barcelona 1992. Sedang Candra Wijaya dan Tony Gunawan meraih emas dalam Olimpiade Sydney 2000.

“Ia (Rudy) sungguh seorang superstar. Jadi, kesediaannya untuk membantu kami sungguh sebuah anugrah. Saya menyalami Rudy Hartono, mengucapkan terima kasih. Kehadiran Rudy tak hanya akan memberikan pelajaran teknik bermain kelas dunia, tapi juga mengalirkan semangat juara. Rupanya, belakangan saya tahu, juga seorang motivator yang baik. Ia sangat bersemangat menghidupkan gairah juang anak-anak klub.”

“Pada Oktober 1976 PB Jaya Raya berdiri dengan Rudy sebagai ketua sekaligus ketua bidang teknik. Retno Kustiyah bergabung menjadi sekretaris merangkap bendahara. Atik Jauhari dan Ridwan menjadi pelatih. Kantor sekretariat untuk sementara memakai rumah Rudy di Radio Dalam. Lagi-lagi saya harus berterima kasih karena Rudy mau merelakan ruang di rumahnya sebagai secretariat,” terang Ciputra sebagaimana ditulis Alberthiene Endah dalam buku Ciputra: The Entrepreneur (2019).