JAKARTA - Perancis mengawali pertarungan di UEFA Nations League dengan menelan kekalahan 3-1 saat menjamu Italia. Eksperimen pelatih Didier Deschamps dituding sebagai penyebab kekalahan Perancis dalam duel di Stadion Parc des Princes, Paris, Sabtu, 7 September 2024 dini hari WIB.
Deschamps sebelumnya menyatakan bila laga di Nations League dimanfaatkan untuk memberi kesempatan kepada pemain baru. Saat menghadapi Italia yang merupakan salah satu lawan berat Perancis, Deschamps bersikukuh melakukan eksperimen.
Pemain depan Michael Olise yang sebelumnya memperkuat Perancis di Olimpiade 2024 melakukan debut di tim senior. Deschamps juga menurunkan gelandang Manu Kone di babak kedua. Ini menjadi laga pertama pemain AS Roma tersebut di Les Bleus.
"Yang menjadi pertanyaan adalah soal keseimbangan atau ketidakseimbangan tim. Terus terang ini memang tim muda. Bahkan beberapa di antara mereka melakukan debut," ucap Deschamps seperti dikutip ESPN.
"Saya tahu risiko yang saya hadapi saat menurunkan mereka sebagai starter. Hasilnya performa bisa menjadi buruk," ujarnya.
Perombakan juga dilakukan di sektor belakang. Duo bek Jules Kounde dan Dayot Upamecano yang selama ini menjadi pilar pertahanan tim dibangkucadangkan. Sebaliknya, Ibrahima Konate dan Jonathan Clauss yang mendapat kesempatan menjadi starter bersama Theo Hernandez dan William Saliba.
"Sektor pertahanan memang harus berubah. Saya pernah menyampaikan hal tersebut. Dan, ini saatnya memberi kesempatan kepada pemain sebanyak mungkin. Hanya saja saat menghadapi lawan kuat, kami harus membayar dengan kekalahan," kata Dechamps lagi.
Meski menelan kekalahan di kandang sendiri dan gagal dengan eksperimennya, namun Deschamps yang membawa Perancis menjadi juara dunia baik sebagai pemain maupun pelatih menyatakan tidak akan mengubah rencana atau keputusan eksperimen itu.
"Tidak ada perubahan pada visi di laga berikutnya. Ini saatnya untuk melakukan," ucap dia.
Perancis sesungguhnya melakukan start sangat bagus di pertandingan League A Grup 2 tersebut. Bahkan Perancis semat unggul lewat gol cepat Bradley Barcola. Pertandingan baru berjalan 12 detik, pemain depan Paris Saint-Germain ini sudah membobol gawang Italia.
Hanya saja, Gli Azzurri berhasil bangkit. Italia hanya butuh waktu setengah jam untuk menyamakan skor melalui Federico Dimarco. Selanjutnya, Davide Frattesi dan Giacomo Raspadori memantapkan keunggulan Italia menjadi 3-1.
"Kami melakukan awal yang sangat bagus dan berhasil mencetak gol. Kami juga mampu memberi tekanan terhadap lawan. Tetapi kelanjutannya memang menjadi tak mudah," kata Deschamps.
"Kami kemudian kebobolan yang disebabkan kesalahan sendiri. Apalagi kami punya kelemahan di babak pertama," ucapnya.
"Di babak kedua, kami memulai dengan memberi tekanan terhadap lawan. Tetapi mereka kemudian bisa mencetak gol dan unggul 2-1. Italia juga bagus dalam melakukan serangan balik," kata dia lebih lanjut.
BACA JUGA:
Deschamps sesungguhnya sudah mendapat kritikan usai hasil buruk di Euro 2024. Meski mencapai semifinal sebelum dihentikan Spanyol yang kemudian menjadi juara, penampilan Kylian Mbappe dkk sama sekali tak menjanjikan.
Selama enam pertandingan, Perancis memang hanya kebobolan tiga kali. Namun dalam satu pertandingan melawan Italia, gawang Mike Maignan kebobolan sampai tiga kali.