Bagikan:

JAKARTA – Target dari Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) untuk membawa pulang medali emas dari Olimpiade Paris 2024 meleset jauh.

Sekertaris Jenderal PBSI, Fadil Imran, dalam doa bersama tim bulu tangkis menuju Olimpiade pada Kamis, 11 Juli 2024, mengatakan bahwa mereka berangkat dengan target menjaga tradisi medali emas.

"Target kami yang pertama adalah bagaimana mendapatkan medali. Tentunya kami berupaya supaya mendapat medali emas," kata dia pada saat itu.

Akan tetapi, jauh panggang dari api. Bulu tangkis untuk kali kedua dalam sejarah Olimpiade dipastikan tidak membawa pulang medali emas, mengulangi catatan serupa di London 2012.

Dari enam wakil yang bertolak ke Paris tahun ini, bahkan tidak satu pun mencapai babak final. Dari jumlah itu hanya dua yang bisa menembus babak gugur, sedangkan sisanya kandas di fase grup.

Pulang di tahap grup dirasakan ganda campuran Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, ganda putri Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, serta duo tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie.

Sementara itu, dua wakil yang bisa lolos ke fase gugur adalah pasangan ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung.

Gregoria pun menjadi satu-satunya wakil dari bulu tangkis yang bisa membawa pulang medali. Pebulu tangkis asal Wonogiri ini menginjak babak semifinal, tetapi kalah melawan tunggal Korea Selatan, An Se-young.

Medali perunggu saat ini sudah ada dalam genggaman Gregoria. Juara dunia junior 2017 itu meraih prestasi ini karena lawannya dalam perebutan medali perunggu, Carolina Marin, tidak bisa bertarung karena cedera.

Marin, tunggal putri asal Spanyol yang meraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016, mendapat cedera ketika melawan wakil China, He Bingjao, di babak semifinal.

Medali perunggu yang didapat Gregoria ini setidaknya bisa bisa menyelamatkan bulu tangkis sebagai cabor yang rutin medali di Olimpiade.

Selain itu, medali ini membuat bulu tangkis lebih baik selangkah dibanding ketika di London 2012. Pada saat itu, cabor ini bahkan tidak mengantongi medali sama sekali.

"Saya menyadari hasil yang diraih tim bulu tangkis Indonesia di Olimpiade Paris 2024 tidak sesuai harapan masyarakat," ujar Ketua Umum PBSI, Agung Firman Sampurna, atas hasil buruk bulu tangkis.

Bulu tangkis dari edisi ke edisi Olimpiade sejak Barcelona 1992 adalah cabor andalan Indonesia untuk mendapat emas, pengecualian London dan Paris.

Cabor ini total sudah menyumbang delapan medali emas dalam sejarah Olimpiade. Mereka juga masih menjadi cabor tunggal yang memberikan emas untuk Indonesia.