Bagikan:

JAKARTA - Manchester United belum bisa juara Premier League Inggris musim ini. Hal itu pun dikatakan manajer Erik ten Hag karena skuat MU masih butuh pembenahan total.

MU masih butuh waktu untuk meraih titel liga. Meski sudah berganti manajer dan memiliki deretan pemain mahal, namun MU masih sulit untuk memenangi titel juara. Mereka bak kehilangan mental pemenang sehingga sering kehilangan performa terbaik.

Ini yang menjadikan The Red Devils tak jarang menelan kekalahan saat melawan tim-tim yang di atas kertas bisa dikalahkan. Musim lalu, MU yang menjadi salah satu tim unggulan di penyisihan grup Liga Champions malah sudah tersingkir di babak awal. Bahkan mereka tak lolos ke Liga Europa karena menduduki dasar klasemen.

Di kompetisi domestik, mereka menduduki peringkat delapan sehingga gagal lolos ke kompetisi Eropa. Ini merupakan posisi terendah MU sejak kompetisi berganti menjadi Premier League.

Beruntung pasukan Ten Hag bisa juara Piala FA setelah mengalahkan Manchester City 2-1. Keberhasilan itu menjadikan MU lolos ke Liga Europa musim depan.

Mantan manajer MU Ralf Rangnick menyebut tim butuh revolusi bila ingin meraih kembali kejayaan seperti era Sir Alex Ferguson. Bahkan dia menyebut klub butuh 'operasi jantung' untuk memulihkan kondisi.

Rangnick menjadi manajer sementara MU selama enam bulan saat menggantikan Ole Gunnar Solskjaer. Dia kemudian digantikan Ten Hag pada Mei 2022. Selama menangani MU, Rangnick menuturkan klub tersebut sesungguhnya butuh paling tidak 10 pemain baru dan melakukan perombakan total struktur klub.

"Tidak salah dengan apa yang dikatakan Rangnick. Kami sudah bekerja keras selama dua tahun terakhir. Dan, apa yang dia katakan memang benar. Klub butuh operasi besar," ucap Ten Hag seperti dikutip Irish Independent.

Ten Hag menuturkan dia sesungguhnya mewarisi klub dengan 'kultur yang tak lagi bagus' saat menerima tawaran MU. Eks pelatih Ajax Amsterdam ini pun menerima banyak saran sekaligus peringatan sebelum terbang ke Manchester. Termasuk masukan dari Louis van Gaal, mantan pelatih Ajax dan MU.

"Saat mengawalinya [sebagai manajer MU], saya sudah mengira ini akan menjadi pekerjaan yang tidak mudah. Banyak yang sesungguhnya memberi saran kepada saya, termasuk Lous van Gaal," katanya.

"Kami sangat ingin klub ini kembali seperti pada beberapa dekade lalu. Klub yang selalu memenangi Premier League dan bisa juara Liga Champions. Tetapi kini kami masih sangat jauh untuk kembali ke jalan itu," kata Ten Hag yang sesungguhnya sudah memberi dua trofi selama dua tahun pertama di MU dengan memenangi Carabao Cup dan Piala FA.

"Kami sesungguhnya sudah mengambil langkah itu. Dan kami sudah memenangi dua trofi. Tetapi dengan segala respek kami masih jauh dari kultur menjadi pemenang. Saya memang tak terkejut dengan apa yang saya warisi. Kultur dan mentalitas memang sangat tidak bagus. Bila ingin juara dan berada pada performa terbaik setiap pekan, kami harus banyak berubah," ucapnya.

MU terakhir kali memenangi Premier League pada 2013 saat masih ditangani Ferguson. Usai membawa MU juara sekaligus memecahkan rekor menjadi juara liga paling banyak, Ferguson memutuskan pensiun.

Kepergian sang legenda membuat MU kelimpungan. MU tak pernah lagi menjadi juara liga. Mereka pun sudah kalah bersaing dengan Man City, rival satu kota yang selama belasan tahun hanya menjadi bayang-bayang MU.

Saat Ten Hag melakukan debut di musim 2023, MU dibawanya menduduki peringkat tiga dan meraih gelar Carabao Cup atau Piala Liga.

Namun cedera yang menghantam sejumlah pemain dan berbagai problem internal seperti kasus Jadon Sancho, Antony dan Marcus Rashford membuat MU mengalami penurunan performa.

Ten Hag mengakui MU masih jauh dari kemampuan menjadi juara Liga Inggris. Termasuk bila kembali berkompetisi di Liga Champions, mereka juga belum layak memenanginya.

Musim ini, Ten Hag mengusung semangat baru. Apalagi dia mendapat perpanjangan kontrak hingga 2026 setelah beberapa kali digoyang isu pemecatan. Bahkan sejumlah nama sudah disebut bakal menggantikannya, termasuk Thomas Tuchel. Namun Sir Jim Ratcliffe, pemilik saham minoritas klub, mempertahankan dia.

Ten Hag juga mulai melakukan perombakan meski mendapat dana yang sesungguhnya terbatas untuk sebuah klub besar. Ratcliffe pun hanya mengizinkan Ten Hag membeli pemain berusia di bawah 25.

Jadilah, MU memboyong striker Bologna Joshua Zirkzee dan bek Lille Leny Yoro. Selanjutnya, MU mengincar bek Jarrad Branthwaite dari Everton dan Matthijs de Ligt dari Bayern Munchen.