Bagikan:

JAKARTA - Borussia Dortmund punya peluang juara Liga Champions. Hanya saja, Dortmund gagal memanfaatkan peluang sehingga kalah 2-0 lawan Real Madrid di laga final di Stadion Wembley, London, Minggu, 2 Juni 2024 dini hari WIB.

Harga mahal yang harus dibayar Dortmund. Tim Bundesliga Jerman ini menunjukkan penampilan terbaik di sepanjang 45 menit pertama. Bahkan mereka menciptakan sejumlah peluang.

Namun tidak ada penyelesaian yang klinikal sehingga semua peluang terbuang begitu saja.

Striker Niclas Fuellkrug sesungguhnya mendapat peluang bagus dan hampir pasti gol karena gawang sudah kosong ditinggalkan Thibaut Courtois. Sayangnya, bola sepakan dia masih membentur tiang gawang.

Tak hanya itu, Madrid memang bermain di bawah form. Tidak ada ancaman berbahaya ke gawang Gregor Kobel. Madrid sepertinya mengalami antiklimaks di babak pertama.

Bahkan pemain sayap Jude Bellingham terlalu sering jatuh. Tersenggol sedikit, tim nasional Inggris yang dibeli Madrid dari Dortmund di awal musim ini sudah terjatuh.

Situasi berbeda di babak kedua. Serangan Los Blancos mulai kerap mengancam pertahanan Dortmund. Sebaliknya, Die Borussen terlihat frustrasi. Performa mereka mengalami sedikit penurunan.

Puncaknya bek Dani Carvajal memecah kebuntuan setelah menyambut sepak pojok Toni Kroos. Gol itu seperti meruntuhkan mental pemain Dortmund.

Terbukti hanya berselang kurang dari 10 menit, Madrid sudah bisa menambah gol lewat Vinicius Junior yang menyambut assist Bellingham. Madrid akhirnya menang 2-0 dan meraih trofi Liga Champions untuk ke-15 kali.

Kegagalan Dortmund menunjukkan mereka kalah mental melawan Madrid. Sebaliknya, pasukan Carlo Ancelotti memang tampil dengan mental pemenang. Mereka tetap fight dan menolak menyerah meski bermain buruk di babak pertama.

Bahkan Ancelotti mengakui Dortmund bermain jauh lebih baik dibandingkan Madrid. Hanya saja performa mereka menjadi lebih baik di babak kedua.

Pelatih Dortmund Edin Terzic menuturkan bila tim sama sekali tak bermain efisien. Ini yang menjadikan mereka tak bisa mencetak gol.

"Kami tidak menunjukkan efisiensi untuk mencetak gol. Ini menjadi pelajaran berharga bagi kami," ujar Terzic.

Dortmund yang baru sekali menjadi juara sesungguhnya berambisi meraih trofi kuping lebar untuk kali kedua di final ketiga ini.

Mereka pernah berusaha melakukannya pada final 2013, namun Dortmund harus mengakui keunggulan rival di Bundesiga, Bayern Munchen.

Meski sudah bertarung habis-habisan, mereka gagal mengejar ketinggalan gol. Saat berlaga di Londn, Dortmund mendapat dukungan tidak kurang 100 ribu penonton. Hanya saja, suporter Dortmund yang terkenal dengan atraksinya sudah menyalakan cerawat di tengah pertandingan.

"Saya merasa bangga. Itu yang pertama ada dalam pikiran saya. Ini menjadi momen yang membanggakan," kata Terzic.

"Kami membawa hampir 100 ribu pendukung ke London. Semua yakin kami bisa juara. Apalagi kami menjalani musim yang fantastis di Liga Champions. Kami sesungguhnya punya kesempatan besar untuk juara. Sayangnya, kami gagal melakukannya," ucap dia lagi.

Terzic pu mengucapkan terima kasih atas dukungan suporter. "Terima kasih atas keyakinan kalian. Jangan sampai keraguan itu muncul. Kami akan bangkit. Kami belajar dari kekalahan ini," katanya.

Sementara, CEO Dortmund Hans-Joachim Watzke tak bisa menyembunyikan kekecewaannya. Menurut dia tim sudah bermain bagus dan mampu mendominasi.

Namun setelah gagal mencetak gol, performa pemain malah menurun karena mereka mulai kelelahan.

"Kami bermain sangat bagus dan seharusnya sudah unggul di babak pertama. Sayangnya, pemain kemudian kelelahan. Sedangkan lawan memang sangat dingin saat mencetak gol," kata Watzke.

"Kami tahu kami sesungguhnya bisa melakukan. Kami senang melihat penampilan mereka. Kami mampu mendominasi dan menciptakan peluang. Namun kami malah kalah. Ini sungguh mengecewakan," ucapnya.

Hal senada dikatakan bek tengah Mats Hummels. "Kami punya empat peluang dan seharusnya salah satu di antaranya membuahkan gol. Begitu banyak peluang tercipta dan Anda seharusnya mencetak gol," kata dia.

"Pada akhirnya pertahanan kami pun seharusnya lebih baik sehingga tidak ada gol dari mereka. Meski demikian, tak ada yang patut disalahkan. Kami sudah bermain baik," ujar Hummels yang bersama Marco Reus merupakan dua veteran yang tampil di final 2013 melawan Bayern.