JAKARTA - Menjadi seorang Race Director dalam senuah ajang lomba maraton berkelas internasional yang sukses tentu tidak bisa dialami oleh semua orang di muka bumi ini.
Untuk mewujudkan itu semua, tentu dibutuhkan banyak usaha dan juga kerja keras, sebab kesuksesan tidak akan didapatkan dengan mudah, apalagi dilakukan oleh seorang wanita.
Hal itulah yang kini dapat dipetik oleh Riena Tambunan yang sudah memiliki segudang prestasi di dunia lomba Maraton berkelas internasional.
Namanya memang tidak setenar selebritas Tanah Air, namun demikian, jebolan Universitas Gunadarma dan Queensland University ini namanya dikenal luas di dunia maraton internasional.
Karir Rina Tambunan di dunia Maraton, dimulai sejak tahun 2006, saat itu ia selalu mengikuti berbagai lomba maraton, karena ia memang hobi sekali berlari hingga mempelajari bagaimana menyelenggarakan even maraton.
"Dari berbagai kenalan dan mempelajari berbagai lomba maraton, saya memulai menjalin relasi dengan orang-orang yang biasa berkecimpung di dunia Maraton. Di tahun 2015 saya awal belajar di London Maraton, dari situ saya beruntung bisa ikutan dan belajar menjadi penyelenggara sebuah ajang maraton," jelas Rina Tambunan.
Rina mulai mempelajari bagaimana menjadi race director yang baik.
"Dari situ saya memetik hikmah bahwa tidak ada race director yang sempurna, hampir di setiap even maraton. Seperti saat di Chicago Maraton, ada kejadian air minum pelari habis, padahal itu sekelas Chicago maraton. Saat itu memang cuaca panas sekali, sehingga pelari kadang mengambil air bisa sekaligus empat botol untuk menyiram tubuhnya sendiri. Dan itu kerap terjadi di setiap kegiatan Maraton, ada saja kejadian yang tak terduga," jelasnya.
Rina menjelaskan bahwa kejadian yang tak terduga bisa saja terjadi di setiap lomba maraton, Tokyo Maraton 2022, di mana ada pelari yang masuk Top Elit dunia yang juga bisa dikategorikan Gold salah jalan.
"Walaupun hanya 200 meter, tapi salah jalan, hal seperti memang harus bisa diterima di setiap even. Bukan berarti penyelenggara tidak benar, karena faktor human error sering terjadi, makanya saya selalu belajar dari kesalahan, " selorohnya.
Rina merupakan Race Director wanita pertama di Indonesia bahkan di Asia, karena itulah ia mendapat dukungan penuh dari teman-teman di belahan dunia yang sering menyelenggarakan lomba maraton.
"Tahun ini saya sudah bersiap bertugas di Tokyo Maraton untuk menangani pelari pelari maraton yang masuk dalam kategori elit runners," jelas Rina yang sudah memasuki tahun kedua di Tokyo Maraton.
Rina memulai berlari di tahun 2006, karena saat itu masih jarang orang yang berlari (joging) di seputaran Senayan.
"Saya berlari sendiri di luar trek di pinggir jalan raya di luar Gelora Senayan, setelah itu pindah ke Ragunan, Jakarta Selatan, dan saya bertemu dengan pelari pelari ekspatriat dan berkenalan kemudian janjian lari bareng," kata Rina.
Selama menjadi Race Director, Rina pernah dalam satu kesempatan lomba maraton yang diselenggarakan di kota Budapest ditanya membawa berapa atlet maraton.
"Saya pernah ditanya, kamu membawa berapa pelari dari Indonesia di acara Budapest Maraton ini? Saya jawab saja, saya tidak tahu apakah ada pelari dari Indonesia yang hadir di Budapest Maraton ini karena memang saya mewakili Tokyo Maraton," jelasnya.
BACA JUGA:
Sebenarnya dari dalam lubuk hati terdalam, Rina ingin sekali membawa nama Indonesia dalam setiap kesempatan di Lomba Maraton Internasional.
"Saya ingin sekali membawa nama Indonesia, tetapi karena Tokyo Maraton yang lebih dahulu menawarkan saya sebagai in house-nya, saya terima untuk bekerja untuk mereka. Nama Tokyo Maraton besar," ujar Rina yang namanya lebih dikenal di dunia maraton internasional dibanding nama Sekjen PB PASI sendiri.
Meski bekerja untuk Tokyo Maraton, Rina Tambunan masih memiliki jiwa nasionalis yang besar dengan mempersiapkan salah satu mantan atlet nasional untuk diikutkan ke lomba maraton di Chicago Maraton.
"Saat ini sedang mempersiapkan salah satu atlet maraton Indonesia untuk tampil di Chicago Maraton bulan Oktober. Dan itu menggunakan uang pribadi saya sendiri untuk membawa salah satu mantan atlet nasional," ungkap Rina Tambunan yang mengatakan bahwa atlet tersebut adalah Triyaningsih.