JAKARTA - Pemain Real Madrid, Vinicius Junior, terus mendapatkan dukungan setelah menjadi korban rasisme di La Liga Spanyol. Banyak yang memuji langkah pemain asal Brasil tersebut yang vokal menyuarakan perlawanan terhadap perilaku rasis.
Apresiasi datang dari juara dunia Formula 1 tujuh kali, Lewis Hamilton memuji Vinicius. Dia mengatakan pernyataan pemain internasional Brasil itu tentang rasisme dalam sepak bola Spanyol adalah tindakan yang berani.
Hamilton juga menggambarkan pelecehan itu sebagai "pengalaman yang menghancurkan" dan mengingatkannya akan pengalamannya sendiri.
"Sungguh menyedihkan memikirkan bahwa pada 2023 kita masih melihat dan mendengar hal-hal seperti ini," kata Hamilton seperti dikutip dari AFP via Antara, Jumat, 26 Mei.
"Ini benar-benar mengingatkan sesuatu bagi saya. Itu benar-benar memunculkan emosi, hal-hal yang saya alami, apakah itu di Inggris atau ketika saya membalap di Italia atau Prancis atau Spanyol. Dan hal-hal yang dikatakan orang bisa sangat menyakitkan. Menurut saya dia (Vinicius) sangat berani," imbuh pebalap Mercedes itu.
Vinicius, yang menghadapi pelecehan sejak bergabung dengan Real pada 2018, menjadi sasaran nyanyian dan gerak tubuh rasis saat Real Madrid kalah 1-0 di Valencia akhir pekan lalu.
Lebih lanjut, Vinicius mengatakan La Liga "adalah milik para rasis" dan mengkritik liga karena kurangnya tindakan setelah dilecehkan secara rasial beberapa kali selama dua musim terakhir.
BACA JUGA:
Pada hari Kamis, 25 Mei, empat pria yang ditahan karena dicurigai menggantung boneka yang digambarkan seperti Vinicius di sebuah jembatan. Boneka tiup berkulit gelap digantung di leher dari jembatan dekat tempat latihan Real Madrid beberapa jam sebelum pertandingan derby dengan Atletico Madrid pada 26 Januari.
Di sisi lain, Dewan Olahraga Spanyol (CSD), Federasi Sepak Bola Kerajaan Spanyol (RFEF) dan LaLiga telah bergabung untuk kampanye melawan rasisme, di mana ketiga institusi ingin dengan suara bulat menunjukkan penolakan mutlak dan tegas terhadap perilaku rasis apa pun.
Hal ini menyusul La Liga yang sebelumnya mengatakan pihaknya akan meminta lebih banyak kekuatan sanksi, dengan tujuan menjadi lebih efektif dalam perang melawan kekerasan, rasisme, xenofobia, dan intoleransi dalam olahraga.
Organisasi liga Spanyol itu mengungkapkan telah memimpin identifikasi dan pelaporan perilaku semacam itu di stadion sepak bola selama beberapa tahun terakhir, tapi merasa tidak berdaya ketika mengamati bagaimana pelaporannya berakhir.