JAKARTA - Pemain Real Madrid, Vinicius Junior, kemungkinan besar tak akan bertahan lama di Spanyol. Dia sudah memberikan indikasi bakal angkat kaki setelah kembali mendapatkan tindakan rasis saat tampil di La Liga, akhir pekan kemarin.
Pemain sayap berusia 22 tahun itu sampai harus menunjuk ke bangku penonton setelah mendapati pelecehan verbal dari pendukung Valencia saat mengalahkan Real Madrid, 0-1, di Mestalla.
Kiper Madrid Thibaut Courtois mengatakan, telah mendengar sorakan yang menggunakan kata-kata "monyet" pada awal laga.
Setelah laga, pemain asal Brasil itu mengatakan La Liga adalah tempatnya orang-orang rasis. Pasalnya, ini bukan pertama kalinya Vinicius mendapat perlakuan tak mengenakkan itu.
"Ini bukan kali pertama, bukan kedua dan bukan yang ketiga. Rasisme itu normal di La Liga. Kompetisi ini mengira itu normal, federasi (Spanyol) juga berpikir itu normal dan lawan-lawan mendukungnya," tulis Vinicius di Instagram.
"Tapi saya kuat dan saya akan melawan rasis sampai akhir. Walaupun jauh dari sini," lanjutnya.
Ini menjadi sinyal keras buat klub-klub Inggris. Pasalnya, Vinicius sempat diberitakan ingin menjajal kompetisi Premier League Inggris.
Namun, sang pemain hanya bisa dimiliki klub yang mampu membayar 100 juta poundsterling plus gaji 360 ribu poundstering per pekan.
Dengan nilai itu, kandidatnya merujuk kepada Manchester City dan Chelsea. Manchester United pun bisa jadi kandidat andai sudah punya penyokong dana yang baru.
Real Madrid sebenarnya masih ingin mempertahankan Vinicius. Namun, komentar pedas dari Presiden La Liga, Javier Tebas, membuat suasana hati sang pemain kian panas.
Alih-alih mendukung Vinicius memerangi rasisme, Tebas justru memilih untuk menjatuhkan sang pemain.
"Sebelum mengkritik dan menghina La Liga, Anda perlu menginformasikan diri Anda dengan benar. Jangan membiarkan diri Anda dimanipulasi dan sepenuhnya memahami kompetensi masing-masing dan pekerjaan yang telah kita lakukan bersama," tegas Tebas.