MANILA – Petinju legendaris Filipina Manny Pacquiao disuruh membayar 5,1 juta dolar atau setara Rp74,9 miliar setelah melanggar kontrak dengan Paradigm Sports Manajemen (PSM).
Dalam keputusan yang dibuat, dewan juri menganggap tindakan Pacquiao tidak memenuhi kewajiban kontrak berujung pada hilangnya pendapatan potensial jutaan dolar yang seharusnya didapat oleh PSM.
Untuk itu, sembilan dari 12 dewan juri memutuskan Pacquiao harus mengeluarkan ganti rugi kepada PSM. Selain itu, Pacquiao juga harus membayar kembali uang muka sebesar 3,3 juta dolar atau setara Rp48 miliar.
Keputusan tersebut muncul seminggu setelah Pacquiao, yang merupakan satu-satunya juara dunia delapan divisi, memberikan kesaksian secara pribadi selama lebih dari enam jam.
Dia menjawab pertanyaan dari pengacaranya Bruce Cleeland serta dari pengacara PSM Judd Bernstein. Cleeland berpendapat bahwa Pacquiao telah memanfaatkan Paradigm, yang belum pernah bekerja sama dengan petinju sebelumnya.
Perusahaan olahraga yang mewakili superstar seni bela diri campuran Conor McGregor ini mengklaim bahwa Pacquiao menyembunyikan perjanjian dengan perusahaan lain serta makelar pertandingan lainnya.
BACA JUGA:
Pendiri dan CEO PSM, Audie Attar, juga memberikan kesaksian dalam beberapa sidang pada bulan April lalu. Pihak-pihak yang berseteru lalu memberikan argumen terakhir pada hari Jumat lalu.
Bernstein mempertanyakan kredibilitas Pacquiao, setelah rencana pertarungan besar antara Pacquiao dan McGregor dibatalkan.
Sang pengacara berpendapat bahwa pelanggaran kontrak yang dilakukan Pacquiao telah menyebabkan hilangnya pendapatan sebesar 22 juta dolar, ditambah dengan uang muka sebesar 3,3 juta dolar yang telah mereka berikan kepada Pacquiao.
Pacquiao memilih untuk bertarung melawan Errol Spence Jr. dengan grup manajemen olahraga lain, yang berusaha diblokir Paradigm.
Spence kemudian mengalami cedera dan akhirnya menarik diri dari pertarungan, yang berujung pada pertarungan melawan petinju Kuba, Yordenis Ugas.
Ini menjadi pertarungan profesional terakhir Pacquiao sebelum pensiun, ia kalah angka mutlak dari Ugas pada Agustus 2021.
Pacquiao kemudian mencalonkan diri menjadi presiden. Namun, ia cuma berada di urutan ketiga dalam pemilihan Mei 2022 lalu atau di belakang Ferdinand Marcos Jr. dan mantan wakil presiden Leni Robredo.