JAKARTA - Liverpool akan menghadapi Manchester City pada lanjutan Piala Liga Inggris, Jumat, 23 Desember dini hari WIB. Kedua tim bakal berebut tiket ke perempat final di Stadion Etihad Stadium.
Tak seperti sebelum-sebelumnya, ofisial kedua tim tengah menghindari suasana panas jelang laga. Bahkan, asisten manajer Liverpool Pep Lijnders menyerukan respek dari pendukung.
Hal ini tak lepas dari latar belakang insiden buruk yang merusak pertemuan kedua tim. Pertandingan terakhir antara kedua raksasa Premier League itu diwarnai dengan tudingan penggemar Man City membuat nyanyian kasar tentang bencana Hillsborough 1989 yang merenggut 97 nyawa penggemar Liverpool.
Sedangkan City mengaku staf pelatih dan bus timnya dilempari koin.
Pada laga yang berlangsung di Anfield pada Oktober lalu itu, manajer Liverpool Jurgen Klopp dikeluarkan dari lapangan karena mencaci hakim garis setelah wasit tak mengibarkan benderanya ketika Bernardo Silva melanggar Mohamed Salah.
Kepala eksekutif Liverpool Billy Hogan dan mitranya dari City, Ferran Soriano, telah menulis surat bersama kepada para pendukung agar mereka bertanggung jawab.
BACA JUGA:
"Sangat positif kedua klub sudah bekerja sama. Ferran dan Billy membuat pernyataan yang bagus, itu pasti," kata Lijnders, seperti dikutip dari Antara, Kamis, 22 Desember.
"Kami tahu pertandingan melawan City itu penting dan dari persaingan muncul emosi, itu bagus."
"Kami membutuhkan emosi dari tribun dan kami perlu merasa pertandingan ini penting. Satu-satunya masalah dari emosi adalah ketika tidak ada rasa hormat. Itu berat sekali," sambung dia
Masalah-masalah yang terjadi saat ini juga terjadi pada 2018 ketika pelatih tim City menjadi sasaran lemparan botol saat tiba di Anfield untuk laga perempat final Liga Champions.
Saat itu Klopp dituduh meningkatkan ketegangan dengan komentar pra-pertandingannya mengenai pengaruh keuangan City.
"Tentu saja. Puncak olahraga itu emosi. Itu ada batasnya," kata dia. "Olahraga top melihat garis yang ingin Anda lewati tetapi Anda menahan diri."