Bagikan:

JAKARTA - Bek Kroasia Dejan Lovren berusaha rendah hati tapi menyimpan rahasia maut kala melawan Brasil nanti dengan menyatakan Tim Samba memiliki tim inti dan lapis kedua yang sama kuatnya.

Sebaliknya penyerang Brasil Vinicius Jr menyatakan timnya akan tampil tetap sepercaya diri dalam laga-laga sebelumnya, termasuk tetap melakukan selebrasi gol yang dikritik sejumlah kalangan seperti legenda Manchester United Roy Keane yang menyebut mereka tidak menghormati lawan.

"Gol adalah momen terpenting dalam sepak bola, terlebih Piala Dunia bahkan lebih penting. Ini adalah momen kegembiraan bukan hanya untuk kami, para pemain, tapi juga untuk seluruh negara kami," kata Vinicius seperti dikutip Antara via Reuters. "Kami masih akan terus melakukan selebrasi seperti itu."

Jika melihat statistik kedua tim, Brasil memang layak percaya diri karena dari kuantitas mendistribusikan bola dan penciptaan peluang serta jumlah gol memang di atas Kroasia.

Kedua tim terpaut 100 umpan, sedangkan dalam jumlah gol Brasil dua gol lebih banyak dibandingkan dengan Kroasia. Kuantitas menyerang gawang lawan juga lebih banyak ketimbang Kroasia.

Brasil membuat 70 tembakan ke gawang lawan yang 30 di antaranya tepat sasaran, sedangkan Kroasia membuat 46 tembakan yang 20 di antaranya on target.

Tidak heran jika pelatih Kroasia Zlatko Dalic sendiri menggambarkan Brasil tim yang mengerikan, apalagi setelah juara lima kali itu menggasak Korea Selatan 4-1 pada babak sebelumnya.

Brasil sendiri akan turun dalam kekuatan penuh setelah bek kiri Alex Sandro sudah bisa dimainkan kembali. Tak ada satu pun pemain yang cedera, pun tak ada yang terkena skorsing.

Sebelum Neymar dan Danilo bermain lagi sejak melawan Korea Selatan setelah keduanya sembuh dari cedera pergelangan kaki, pelatih Tite dipaksa melakukan improvisasi dalam menempatkan pemain yang termasuk memposisikan mereka dalam bukan posisi alaminya.

Kini Tite bisa menurunkan tim pilihan pertama yang menempati posisi-posisi alaminya, termasuk duo bek sayap Danilo dan Alex Sandro. Akan halnya, Neymar yang tajam selama melawan Korea Selatan, akan kembali dipasang di depan untuk merusak permainan Kroasia.

Dia menjadi salah satu pemain yang masuk gelanggang dengan motivasi ekstra, yakni menyamai rekor gol terbanyak sepanjang masa Brasil yang saat ini dipegang Pele dengan 77 gol. Neymar hanya cukup satu gol lagi untuk menyamai tonggak ini.

Sebaliknya, setelah mengalahkan Jepang lewat adu penalti menyusul imbang 1-1 selama 120 menit, Kroasia menghadapi tugas berat menghadapi Brasil yang posturnya jauh lebih besar dibandingkan Jepang.

Dipimpin empat pemain berpengalaman Luka Modric, Dejan Lovren, Ivan Perisic dan Marcelo Brozovic, finalis 2018 ini tiba di Qatar sebagai salah satu tim dengan skuad rata-rata sudah berumur yang bisa kesulitan mengimbangi eksplosivitas Brasil.

"Brasil memang favorit, akui saja," kata Dalic seperti dikutip Reuters. "Brasil adalah tim terkuat dan terbaik dalam Piala Dunia ini. Brasil memang tim mengerikan," sambung Dalic.

Namun dia menegaskan skuadnya akan menjalani pertandingan ini dengan penuh keyakinan dan menikmati kesempatan bermain melawan Brasil.

Dalic percaya timnya akan berbuat lebih di lapangan sekalipun dalam empat pertemuan sebelumnya melawan Brasil, Kroasia menelan tiga kekalahan termasuk 0-1 pada Piala Dunia 2006 dan 1-3 dalam Piala Dunia 2014.

Prediksi sebelas pemain pertama

Kroasia (4-3-3): Dominik Livakovic; Josip Juranovic, Dejan Lovren, Josko Gvardiol, Borna Sosa; Mateo Kovacic, Marcelo Brozovic, Luka Modric; Andreij Kramaric, Bruno Petkovic, Ivan Perisic

Brasil (4-2-3-1): Alisson; Eder Militao, Thiago Silva, Marquinhos, Danilo; Casemiro, Lucas Paqueta; Raphinha, Neymar, Vinicius Jr; Richarlison

Statistik dan head to head

Brasil tak terkalahkan dalam empat pertemuan sebelumnya dengan Kroasia yang tiga di antaranya mereka menangkan.

Sebelum ini kedua tim bertemu dua kali dalam ajang Piala Dunia yang semuanya dimenangkan Brazil masing-masing 1-0 pada 2006 dan 3-1 pada 2014.

Kroasia kalah empat kali dalam lima pertandingan Piala Dunia, di samping memang 3-0 atas Argentina pada 2018.

Sejak mengalahkan Jerman 2-0 dalam final Piala Dunia 2022, Brasil selalu kalah dalam lima pertandingan fase gugur Piala Dunia terakhirnya melawan tim-tim Eropa termasuk dalam perempat final melawan Prancis pada 2006, melawan Belanda pada 2010 dan melawan Belgia 2018.

Sejak Piala Eropa 2008, tujuh dari delapan laga fase gugur Kroasia dalam dua turnamen besar sepak bola (Piala Dunia dan Piala Eropa) dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu kecuali final Piala Dunia 2018. Mereka lolos dari seluruh empat laga yang tiga di antaranya berakhir dengan adu penalti.

Brasil berpeluang mencapai semifinal Piala Dunia kesembilan kalinya yang jika berhasil dilakukan bakal terpaut dua semifinal di bawah Jerman yang sudah 12 kali mencapai babak ini.

Dalam empat pertandingan sejauh ini, Kroasia hanya menang sekali dalam waktu normal 90 menit yakni ketika menang 4-1 atas Kanada dalam fase grup. Mereka mengalahkan Jepang melalui adu penalti setelah 1-1 selama 120 menit.

Kroasia sudah tiga kali menang adu penalti dalam Piala Dunia ketika mengalahkan Denmark pada babak 16 besar dan menaklukkan Rusia dalam perempat final 2018, serta Jepang dalam 16 besar Piala Dunia 2022.