Ibunya Meninggal Ditabrak Eskavator, Komentator Piala Dunia 2022 Meninggalkan Siaran saat Laga Sedang Berlangsung
Komentator Piala Dunia 2022, Nadia Nadim. (Foto: Instagram/@nadi9nadim)

Bagikan:

JAKARTA - Komentator di Piala Dunia 2022, Nadia Nadim, tengah bersedih. Dia pun terpaksa berhenti siaran setelah mendengar ibunya meninggal akibat ditabrak eskavator.

Nadia yang merupakan pemain timnas Denmark, tengah berada di Qatar untuk menjadi komentator stasiun televisi ITV. Pada saat kejadian, dia tengah siaran laga antara Denmark kontra Tunisia, Selasa 22 November lalu.

Namun, wanita berusia 34 tahun itu tiba-tiba keluar dari studio saat pertandingan sedang berlangsung. Dia mendapat kabar sang ibunda, Hamida, dikabarkan meninggal dunia saat perjalanan pulang dari gym.

Polisi Denmark mengumumkan, Hamida meninggal setelah ditabrak eksavator, bukan truk seperti yang disampaikan mereka sebelumnya. Wanita berusia 57 tahun itu ditabrak dari belakang saat berada di dekat rumahnya di Kota Uldum, 120 mil sebelah barat Kopenhagen, ibu kota Denmark.

Pengemudi eskavator itu tak melihat Hamida saat menghindari sebuah truk yang melaju kencang di jalur perdesaan yang sempit.

"Sebuah truk yang melaju datang ke arah pengemudi, dan itu agak sempit, itulah sebabnya pengemudi akhirnya menabrak wanita itu," kata pihak kepolisian, seperti dikutip dari The Sun.

Nadia pun terguncang mendengar kabar itu. Dia mengatakan, sang ibu adalah seorang pejuang yang telah membesarkan dirinya.

"Kata-kata tak bisa menggambarkan apa yang saya rasakan. Saya telah kehilangan orang yang paling penting dalam hidup saya dan itu terjadi begitu tiba-tiba dan tak terduga. Dia baru berusia 57 tahun," tutur Nadia dalam akun Instagramnya.

"Saya telah kehilangan rumah saya dan saya tahu tak ada yang akan merasakan hal yang sama. Hidup ini tak adil dan saya tak mengerti mengapa dia dan mengapa seperi ini," lanjutnya.

Nadia kemudian menambahkan, "Pemakaman akan segera dilakukan. Tolong datang dan tunjukkan rasa cinta, rasa hormat dan doa yang pantas dia terima."