JAKARTA - Sementara banyak rekan tenisnya meminta untuk dinaturalisasi oleh Kazakhstan atau negara lain, Anastasia Gasanova justru mengekspresikan kebanggaan Rusia-nya dengan menghina Ukraina.
Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, Gasanova menceritakan kisahnya tinggal di Odessa ketika dia jadi pemain tenis yang menjanjikan dan kemudian harus pergi karena kewarganegaraannya.
"Saya menceritakan semuanya dari orang pertama, apa yang secara khusus saya atau teman dekat saya lihat," kata Gasanova dikutip dari Marca, Senin.
"Kami terpaksa meninggalkan Ukraina. Menurut saksi mata, Angkatan Bersenjata Ukraina membunuh orang karena berbicara bahasa Rusia.
"Setelah 2 Mei 2014, tidak mungkin mengenakan pakaian tim nasional Rusia, karena mereka bisa menembak Anda begitu saja."
Gasanova juga mengacu pada penghancuran jembatan Selat Kerch baru-baru ini yang menghubungkan Rusia dan Ukraina.
BACA JUGA:
Sayangnya, Tuhan tidak memberi mereka otak, tambah Gasanova. "Mengapa mereka begitu bahagia? Jika mereka ingin merebut kembali Krimea... melanggar bukanlah membangun."
Petenis itu juga memilih untuk mengingat apa yang dia anggap sebagai "kudeta" di Ukraina pada tahun 2014. Dia juga mengklaim bahwa media Barat belum melaporkan secara akurat peristiwa di wilayah tersebut sejak peristiwa itu.
"Bukan seperti yang mereka katakan ... ada protes besar-besaran di sana dan, kata mereka, presiden Viktor Yanukovych melarikan diri dari negara itu ketika mereka mengancamnya dengan kematian," kata Gasanova.