Petenis Ukraina Elina Svitolina Ogah Hadapi Atlet Rusia di Monterrey Open
Petenis Ukraina Elina Svitolina. (Instagram/@elisvitolina)

Bagikan:

JAKARTA – Petenis Ukraina Elina Svitolina menolak bermain melawan petenis Rusia Anastasia Potapova di babak 32 Monterrey Open. Ini bentuk perlawanan terhadap invasi Rusia ke negaranya.

Svitolina berharap, Federasi Tenis Dunia melaksanakan rekomendasi dari Komite Olimpiade Internasional (IOC) untuk melarang para pemain Rusia dan Belarusia tampil di turnamen olahraga.

Sebelumnya, eksekutif IOC mengatakan pada hari Jumat, 25 Februari, bendera nasional Rusia dan Belarusia tidak diizinkan berkibar dalam acara olahraga internasional sebagai konsekuensi dari invasi Rusia ke Ukraina.

"Saya ingin mengumumkan tidak akan bermain besok di Monterrey atau pertandingan lainnya melawan petenis Rusia atau Belarus sampai organisasi kami mengambil keputusan yang diperlukan," kata Svitolina dikutip Antara dari Reuters.

Pada Minggu, 27 Februari, Federasi Tenis Ukraina mendesak badan olahraga Federasi Tenis Internasional (ITF) untuk segera mengeluarkan Rusia dan Belarusia dari organisasi, serta melarang Rusia dari turnamen tim dan individu.

Sehari setelahnya, dewan eksekutif IOC mengambil langkah lebih jauh. IOC merekomendasikan federasi olahraga untuk melarang atlet dan ofisial Rusia dan Belarusia berkompetisi dalam berbagai acara.

Meski Federasi Tenis Dunia belum mengeluarkan pernyataan terbaru mereka, Svitolina sudah terlebih dulu menyampaikan sikapnya dengan menolak berlaga di turnamen yang sedang ia ikuti. Ia meminta badan-badan tenis untuk mengikuti rekomendasi dari IOC.

"Kami para petenis Ukraina meminta ATP, WTA, dan ITF untuk mengikuti rekomendasi IOC dengan menerima warga negara Rusia atau Belarusia hanya sebagai atlet netral tanpa menampilkan simbol, warna, bendera, atau lagu kebangsaan apa pun," ujarnya.

Petenis putri Ukraina lainnya, seperti Marta Kostyuk dan Lesia Tsurenko, juga meminta WTA untuk menarik semua turnamen dari Rusia.

Atlet dari Ukraina dan negara-negara lain telah mendesak badan-badan internasional untuk mengambil tindakan setelah Rusia melancarkan invasi melalui darat, udara dan laut, pekan lalu, yang didahului dengan deklarasi perang oleh Presiden Vladimir Putin.

Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus", yang bertujuan tidak menduduki wilayah, tetapi hanya menyasar kemampuan militer Ukraina dan menangkap tokoh-tokoh politik nasionalis.