Bagikan:

JAKARTA – Penyelenggara turnamen Indian Wells membuat Petenis Ukraina Marta Kostyuk marah. Atlet 19 tahun itu tidak habis pikir dengan penyelenggara yang mengizinkan petenis Rusia berkompetisi di ajang tersebut sebagai atlet netral.

Kemarahan itu diluapkan petenis rangking 54 dunia itu setelah kemenangannya di putaran kedua melawan petenis Belgia kelahiran Ukraina, Maryna Zanevska, pada Jumat, 11 Maret kemarin.

"Saya tidak setuju dengan langkah yang diambil. Lihat olahraga lain, lihat olahraga besar, apa yang mereka lakukan, itu saja. Melihat pemain Rusia berada di sini benar-benar menyakitkan saya," kata Kostyuk dikutip Daily Mail.

Kostyuk juga menganggap petenis-petenis Rusia tidak punya perasaan empati terhadap apa yang sedang menimpa Ukraina saat ini. Ia bahkan menyarankan petenis Rusia untuk lebih peduli dengan kesulitan melakukan transfer keuangan.

Selain itu, ia juga mengaku tidak terkesan dengan solidaritas perdamaian apa pun yang tidak henti-hentinya mengutuk invasi Rusia.

"Anda tidak bisa netral dalam hal ini. Ada pernyataan 'Tidak ada perang'. mereka menyakiti saya karena tidak punya substansi. Dan melihat mereka (pemain Rusia) menghadapi satu masalah tidak dapat mentransfer uang dan barang-barang, itulah yang mereka bicarakan, ini bagi saya tidak dapat diterima," katanya.

"Apa yang terjadi bukanlah rahasia. Anda tidak perlu terjun ke politik untuk mengetahui apa yang sedang terjadi, untuk mengetahui siapa yang menginvasi siapa, siapa yang mengebom siapa," ia melanjutkan.

"Yang sangat mengecewakan adalah tidak ada pemain Rusia yang datang menemui saya. Tidak ada yang memberi tahu saya bahwa mereka menyesal atas apa yang dilakukan negara mereka terhadap saya."

"Seorang pemain mengirim pesan kepada saya, yang lain mengobrol dengan saya, tetapi saya tidak mendengar permintaan maaf apa pun, saya tidak mendengar siapa pun yang memberi tahu saya bahwa mereka tidak mendukung apa yang sedang terjadi. Bagi saya, itu mengejutkan."

Apa yang disampaikan oleh Kostyuk jelas menambah pertaruhan bagi otoritas olahraga termasuk Grand Slam Wimbledon. Kebijakan mengizinkan pemain Rusia dan Belarusia untuk bermain sebagai pemain netral bisa mendapat kecaman tambahan.

Sebagian besar atlet sejauh ini telah menyampaikan rasa empati berikut seruan solidaritas untuk menghentikan perang. Namun, ada beberapa atlet Rusia takut menerima konsekuensi jika mereka berbicara.