Suporter Sepak Bola Indonesia Masih Butuh Edukasi, tapi Penggunaan Gas Air Mata di Kanjuruhan Bukan Solusi
Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk lapangan usai pertandingan sepak bola Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang (Foto: Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Badan pengelola sepak bola dunia (FIFA) melarang gas air mata digunakan di dalam stadion.

Oleh karena itu, terlepas anarkisme dari sebagian suporter sepak bola Indonesia yang banyak di antaranya remaja yang masih memerlukan pendampingan termasuk dari orang tuanya, situasi panik akibat penggunaan gas air mata haruslah menjadi perhatian.

Untuk itu pula penyebab pasti tragedi Kanjuruhan yang menewaskan lebih dari 100 orang harus diungkapkan kepada publik, selain mesti ada yang bertanggung jawab dalam peristiwa ini.

Melansir Antara, langkah ini ditempuh demi mencegah peristiwa buruk itu terulang di kemudian hari sehingga semua orang lebih siap dan lebih berhati-hati lagi dalam bertindak, termasuk dalam memastikan stadion diisi tidak melebihi kapasitasnya.

Upaya mengendalikan suporter yang beringas mestinya juga dipahami sebagai tugas semua pihak yang berkaitan dengan sepak bola.

Dalam soal ini, membuat dan kemudian konsisten menerapkan aturan yang tegas untuk suporter sepak bola dan semua pihak yang berkaitan dengan suporter, termasuk klub, perkumpulan suporter dan penyelenggara liga, adalah keharusan.

FIFA dan badan-badan sepak bola sendiri umum menjatuhkan sanksi kepada negara, klub atau asosiasi sepak bola untuk peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan perilaku penonton.

Dengan cara ini, FIFA memaksa klub, asosiasi sepak bola nasional atau negara untuk tegas meredam massa berbuat beringas atau tidak terpuji, entah dengan membuat aturan sama kerasnya kepada orang yang berbuat onar maupun dengan membuat sistem dan lingkungan stadion yang ramah dengan keselamatan fisik dan psikis.

Dalam perspektif ini, otoritas publik dan sepak bola Indonesia mesti juga konsisten menerapkan aturan yang ada guna menekan anarkisme tak saja di dalam stadion tapi juga di luar stadion, termasuk konvoi suporter yang merusak fasilitas publik dan mengganggu masyarakat yang tak ada kaitannya dengan situasi di stadion.

Suporter sepak bola Indonesia jelas masih sangat butuh edukasi. Kendati demikian, fokus tentu bukan kepada suporter semata, karena suporter cuma salah satu bagian dari sistem besar kompetisi sepak bola.

Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang terjadi usai pertandingan antara Arema FC kontra Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3. Kejadian itu masih dalam proses penyelidikan pihak kepolisian dan pihak terkait.