JAKARTA — Ratu Elizabeth II yang wafat di usia 96 tahun setelah memimpin Inggris selama tujuh dekade bukan sekedar sosok terkemuka karena warisannya saat menjabat sebagai salah satu pemimpin dunia.
Ia juga punya andil besar di berbagai ranah lain, terutama dunia olahraga. Ratu yang naik tahta sejak 1952 ini dikenal sangat dekat dan memiliki kecintaan yang luar biasa untuk olahraga serta menjadi saksi untuk banyak acara di dunia tersebut.
Setelah kematiannya di Balmoral pada Jumat, 9 September dini hari, momen-momen kehadiran di acara-acara besar olahraga pun muncul kembali. Berbagai foto-foto bersejarah selama ia berkuasa diunggah ulang oleh banyak tim olahraga.
Ia tercatat menjadi saksi sejarah olahraga untuk 67 pertandingan Liga Champions, 70 laga di Piala FA, 20 ajang Olimpiade, dan 17 Piala Dunia berbagai cabang olahraga.
Queen Elizabeth II presenting the 1966 World Cup trophy to England captain Bobby Moore. 👑🏴🕊 pic.twitter.com/ZREjqrZ2a1
— Football Tweet ⚽ (@Football__Tweet) September 8, 2022
Elizabeth II pertama kali jatuh cinta dengan keindahan dunia olahraga di rumah keluarganya di Skotlandia. Menurut Robert Jobson, seorang ahli rumah kerajaan Inggris, Elizabeth kecil bahkan menjadi penjaga gawang untuk sebagian besar pertandingan sepak bola internal keluarga di Balmoral.
Kedekatan sang Ratu dengan sepak bola membuat pemerintahannya selalu dikaitkan dengan olahraga ini. Terutama sejak final Piala FA pada tahun 1953 atau setahun setelah Elizabeth II menduduki takhtanya.
Saat itu tanggal 2 Mei ketika untuk pertama kalinya Elizabeth II menjadi saksi dengan menyerah trofi kemenangan kepada Stanley Matthews, kapten Blackpool sekaligus salah satu pemain terhebat dalam sejarah.
Setelah itu, kehadiran Ratu di Stadion Wembley menjadi rutinitas sampai Inggris memenangi Piala Dunia satu-satunya dalam sejarah mereka pada tahun 1966. Ketika itu Ratu juga hadir dan menyerah trofi Jules Rimet kepada Bobby Moore.
Momen ini menjadi salah satu momen yang tidak terlupakan selama masa pemerintahan Elizabeth II. Di kemudian hari, Moore yang merupakan salah satu kapten termasyhur The Three Lions, mengenang peristiwa itu dengan perasaan geli karena tangannya kotor ketika bersalam dengan sang Ratu.
"Saya melihat tangan saya... Dan itu kotor!" komentar Moore. Moore sadar diri karena yang dihadapinya adalah pemimpin mereka. Karena itu ia dengan gegas membersihkan tangan agar tidak mengotori sarung tangan putih bersih Elizabeth.
Dua Tim Favorit Elizabeth II
Selama masa hidup hingga ujung hayatnya, tim sepak bola favorit Elizabeth II selalu menjadi menjadi pertanyaan penting. Banyak spekulasi menyebut bahwa sang Ratu punya dua tim yang menjadi preferensinya.
Tim pertama pertama adalah West Ham pada era 1960-an, tepatnya ketika Moore adalah kapten tim. Meski demikian, menurut sumber yang terkait dengan British Royal House, Moore tetap berupaya untuk terus-menerus mempertahankan netralitasnya dalam hal ini.
Kemudian tim kedua yang didukung Elizabeth II adalah Arsenal. Itu diketahui pada tahun 2007 lalu saat ia menerima Arsenal di Istana Buckingham setelah The Gunners memenangi Piala FA.
Arsenal held a moment of silence before the second half of their match vs. FC Zurich following the passing of Queen Elizabeth II. pic.twitter.com/fwAvZwKryO
— ESPN FC (@ESPNFC) September 8, 2022
Ketika itu, Elizabeth II mengungkapkan banyak simpati untuk tim Arsene Wenger. Setelah pertemuan itu, Cesc Fabregas, yang juga hadir saat mengatakan: "Ratu adalah pendukung Arsenal yang luar biasa".
Kekaguman sang Ratu dengan Arsenal berlanjut ketika Arsenal menjuarai Liga Premier terakhir mereka di musim 2003-2004 dengan catatan tidak terkalahan atau yang dikenal sebagai "The Invincibles".
Setelah kemenangan itu, The Gunners mendapat undangan lagi oleh Pangeran Charles dari Istana Kerajaan untuk mengadakan resepsi.
BACA JUGA:
Kecintaan pada Kuda
Selain dekat dengan sepak bola, Elizabeth II juga menaruh minat yang besar dengan olahraga kuda. Tidak mengheran jika selama memerintah, Elizabeth II sering membeli kuda ras murni.
Kuda-kuda sang Ratu bisa digunakan untuk memenangkan balapan klasik Inggris seperti Epson Derby, Oaks, atau St. Léger, serta Piala Emas di Royal Ascot . Oleh karena itu, tidak mengherankan jika olahraga kuda dikenal sebagai "olahraga Raja".
Keeneland joins the world in mourning the loss of Queen Elizabeth II, an exceptional leader and an unmatched horsewoman. Her lifelong passion for horses and racing left an indelible legacy on the sport. We remember fondly her 1984 Keeneland visit. https://t.co/jbHAWV9431 pic.twitter.com/bh5nlgRVWs
— Keeneland (@keeneland) September 8, 2022