JAKARTA - Partisipasi kaum transgender dalam olahraga tarung merupakan isu yang kontroversial.
Dikatakan bahwa wanita transgender memiliki keuntungan yang tidak adil atas wanita cisgender (individu yang mengidentifikasi gendernya sesuai dengan jenis kelamin yang ia bawa sejak lahir) dalam olahraga kompetitif.
Selain itu, ini dapat menempatkan mereka pada risiko karena perbedaan jenis kelamin dalam fisiologi manusia, dan bahwa perbedaan ini tidak cukup dengan hanya dibalik oleh terapi hormon transgender.
Pihak lain berpendapat, bahwa penghambat pubertas dan estrogen yang diresepkan secara medis menekan kadar testosteron dan mengurangi massa otot pada wanita transgender, mengurangi potensi keunggulan kompetitif.
Nilai-nilai Dewan Tinju Dunia (WBC) adalah kesetiaan, keadilan, integritas, dan kesetaraan".
BACA JUGA:
"Kami mengangkat tinju dan melindungi kesehatan dan kesejahteraan semua petinju di atas semua kepentingan lainnya," bunyi buletin yang dikeluarkan oleh badan tinju dunia, dikutip Marca, Kamis.
"Kami berkomitmen untuk melindungi hak asasi manusia, menghapus diskriminasi dan membantu mereka yang paling membutuhkan. Kami percaya bahwa tinju adalah untuk semua orang," lanjutnya.
Itu sebabnya WBC mengumumkan bahwa pada Konvensi Tahunan berikutnya, tinju transgender akan menjadi salah satu topik utama yang akan dibahas.