Wanita dan Kejahatan: Bagaimana Mike Tyson Menyia-nyiakan Rp7,44 Triliun dengan Sekejap Mata

JAKRTA - Tidak dapat disangkal bahwa Mike Tyson telah menjalani kehidupan yang menarik sekaligus kontroversi. Mantan petinju ini memegang rekor sebagai orang termuda yang mengklaim gelar kelas berat ketika ia mengalahkan Trevor Berbick dalam waktu kurang dari lima menit, di usianya yang baru 20 tahun.

Tyson juga salah satu pria paling ditakuti di planet ini dengan rekor memenangkan 12 dari 19 pertarungan profesional pertamanya pada ronde pertama.

Mengingat keahliannya yang luar biasa, Tyson jadi salah satu bintang terbesar dalam olahraga profesional yang mengumpulkan lebih dari 500 juta dolar AS (Rp7,44 triliun) sepanjang kariernya.

Namun, sang petinju kehilangan semuanya karena ia menjadi korban kejahatannya, termasuk menghabiskan uang untuk wanita.

Dalam podcast One More Round Erik Morales dan Marco Antonio Barrera, pembawa acara membahas bagaimana Tyson adalah salah satu petarung terhebat sepanjang masa, tetapi bagaimana dia membiarkan iblisnya menguasai dirinya.

"Dia tersesat dalam kehebatan ketenarannya, dalam kekuatan yang diperolehnya sebagai juara dunia karena dia adalah salah satu yang paling dicintai dan dikenang, dia adalah mesin penghasil uang," kata mantan petinju Meksiko itu dikutip dari Marca, Kamis.

Tyson sendiri menjelaskan masalah ini dengan menyatakan bagaimana dia menghabiskan jutaan dolarnya untuk rehabilitasi.

"Satu juta dolar terakhir saya dihabiskan untuk rehabilitasi saya karena, dari sekitar 500 juta yang saya hasilkan sebagai petinju, saya tidak punya apa-apa lagi," kata Tyson di podcast Pivot.

"Semuanya menjadi gila dan berlangsung antara 15 dan 16 tahun, sepertinya banyak uang tetapi akhirnya hilang."

Tyson juga menyatakan bahwa meskipun merebut kembali sebagian dari kekayaannya, dia tidak cenderung meninggalkan anak-anaknya dengan warisan.

"Apa yang saya tinggalkan untuk mereka adalah ajaran bekerja keras dan banyak berdoa," kata Tyson.

"Saya tidak akan membantu mereka dengan meninggalkan uang, itu akan menyakiti mereka karena saya tidak akan mengajari mereka untuk berjuang sendiri, mengatasi kesulitan dan bekerja keras.

"Dengan memanjakan mereka dengan uang, mereka akan menyerah pada kesulitan pertama."