Bagikan:

JAKARTA - Gelaran Olimpiade 2024 di Paris kini dipertanyakan. Muncul kabar penyelenggaraan Olimpiade 2024 terancam akibat masalah anggaran dan keamanan.

Isu ini membuat Presiden Prancis Emmanuel Macron menemui para menteri senior. Pertemuan dilakukan untuk meredakan kekhawatiran yang ditimbulkan.

Reputasi Prancis sebagai tuan rumah berpengalaman dalam menyelenggarakan ajang olahraga itu sudah tercoreng setelah kericuhan final Liga Champions di Paris pada 28 Mei lalu. Kritikus menyoroti cara penanganan pihak kepolisian yang dinilai kejam.

Badan audit utama Prancis, Cour des Comptes, bahkan telah memperingatkan dalam sebuah laporan yang menyebut pentingnya meningkatkan persiapan untuk menghadapi tantangan keamanan yang 'cukup besar'.

"Definisi kebutuhan keamanan yang lebih tepat menjadi mendesak," kata laporan itu, seperti dikutip AFP via Antara.

Selain masalah keamanan, Olimpiade Paris 2024 juga menghadapi tantangan anggaran lantaran kenaikan inflasi saat ini. Panitia penyelenggara Olimpiade COJO mencatat anggaran 4 miliar euro atau sekitar Rp60,6 miliar untuk pelaksanaan pesta olahraga empat tahunan itu.

Namun dengan naiknya inflasi, upaya penghematan pun harus dilakukan. Sponsor yang ada saat ini dinilai belum cukup untuk menutupi kekurangan dana yang dibutuhkan.

"Saya menegaskan lagi prinsip sederhana: tidak akan ada pajak Olimpiade. Olimpiade harus membiayai Olimpiade," kata Macron.

Sebanyak 13 juta tiket akan dijual untuk Olimpiade dan Paralimpiade, dengan hampir setengah dari tiket yang disediakan untuk publik akan dijual dengan harga kurang dari 50 euro.

Negara akan membeli 400 ribu tiket yang akan dibagikan kepada kaum muda dan anak sekolah, terutama mereka yang berusia di bawah 16 tahun, demikian kata Macron kepada L'Equipe.