JAKARTA - Bek AFC Wimbledon, Paul Kalambayi (21) dituduh memegang kemaluannya saat menatap seorang wanita muda di kereta. Namun ia menjelaskan bahwa dirinya mengubah volume ponsel di sakunya.
Kingston Crown Court sebelumnya mendengar keterangan saksi bahwa Kalambayi naik kereta saat dia menuju ke tempat latihan klub di Berrylands, barat daya London, pada 13 Oktober 2018. Ya, dua tahun lalu.
Rekaman CCTV menunjukkan dia pertama kali duduk di hadapan seorang wanita di bagian empat kursi, sebelum duduk di sepasang kursi di belakangnya yang bersebelahan dengan seorang wanita lainnya.
Melansir The Sun, Jumat, wanita muda yang sedang dalam perjalanan ke tempat kerja itu mengaku melihat Kalambayi membungkuk di atas kursi dan menyentuh kemaluannya di balik baju olahraga AFC Wimbledon miliknya.
BACA JUGA:
Memberikan bukti, dia mengatakan kepada pengadilan: "Cara dia memegang 'sesuatu' seperti isyarat untuk mencoba (merancap) dan membujuk saya (melakukan tindakan seksual). Dia memegang kemaluannya dan menunjukkan kepada saya seperti 'lihat kemaluanku yang ereksi'."
Dia menambahkan: "Saya perhatikan dia bermain-main dengan celananya dan dia memegang kemaluannya yang sedang ereksi. Dan saya bisa melihat itu adalah kemaluannya karena letak di tubuhnya dan bentuknya.
"Saya benar-benar terkejut dan jijik dan itu sangat mengganggu saya karena dia pikir itu adalah hal yang pantas dilakukan kepada siapa pun."
Namun, pemain League One tersebut mengatakan kepada pengadilan bahwa ia mungkin sedang "menyesuaikan volume ponsel" di sakunya atau "memperbaiki celana boxernya". Ia munggunakan kata 'mungkin' karena kejadian itu sudah lama dan ia tidak mengingatnya.
Dia mengatakan dirinya memakai empat lapisan di bagian bawahnya pada saat itu; sepasang "pakaian dalam atlet spesialis", celana pendek bersepeda, celana pendek pelatihan, dan celana olahraga.
Ditanya jaksa Ollie Wellings apakah tangan kirinya di pangkal paha selama perjalanan kereta, Kalambayi menjawab: "Tidak, saya sebut kantong saya."
Dalam pidato penutup, Kamis, 15 Oktober kemarin, Kate Parker, pembela, mengatakan kepada para juri: "Bayangkan perjalanan Anda, bukan perjalanan Anda hari ini mungkin di saat-saat seperti ini, tetapi perjalanan Anda dua tahun lalu.
"Pilih satu hari, hari apa pun, itu rutin dan biasa-biasa saja. Dan bayangkan harus memperhitungkan secara rinci tindakan Anda - lebih khusus lagi gerakan tangan Anda - dalam perjalanan dua tahun kemudian di hadapan 12 orang yang tidak dikenal.
"Pastinya ingatan Anda akan memudar. Kamu mungkin tidak mengetahui secara detail mengapa Anda duduk atau berdiri di suatu tempat atau melihat ke arah tertentu. Pindah kursi atau melihat seseorang tidak membutuhkan penjelasan."
Kalambayi, dari Southwark, London Selatan, bebas dari pengadilan pada Kamis kemarin setelah juri memutuskan dia tidak melanggar norma kesusilaan. AFC Wimbledon belum memberikan komentar apapun.