JAKARTA - Sejumlah wakil Indonesia tampil di pertandingan kedua Piala Thomas 2022 di Impact Arena pada Senin malam. Ada perubahan dari sektor ganda putra.
Pelatih Herry Iman Pierngadi memilih untuk menurunkan formasi berbeda di mana Kevin Sanjaya Sukamuljo yang biasanya berduet dengan Marcus Fernaldi Gideon kini tampil bersama Bagas Maulana.
Keputusan Herry IP menduetkan Kevin/Bagas ternyata ada alasannya. Selain karena Marcus yang terpaksa absen karena proses pemulihan cedera, duet ini juga sebagai realisasi taktik cemerlang sang pelatih.
Alasan pertama Harry IP memilih Kevin/Bagas turun di sektor ganda putra, agar mereka bisa beradaptasi dengan lapangan. Sang pelatih ingin semua pemain ganda yang ia bawa merasakan kondisi lapangan.
Hal ini, menurut Herry, sangat penting sebagai modal mereka dan persiapan ketika turnamen memasuki fase yang lebih krusial.
"Saat latihan dan tanding di Impact Arena, kondisi hembusan anginnya berbeda. Kemarin saat latihan, penyejuk ruangan belum diaktifkan penuh. Jadi pemain perlu dan harus bisa beradaptasi dengan hembusan angin saat bertanding. Makanya, semua pemain perlu turun bertanding,” kata Herry dikutip dari PBSI.
"Karena itu, tujuh pemain yang saya bawa harus saya mainkan semuanya. Agar mereka bisa cepat beradaptasi dan merasakan bagaimana atmosfer arena pertandingan dengan baik," tuturnya.
Selain itu perbedaan karakter permainan antara Kevin dan Bagas juga jadi alasan lain Herry IP menyandingkan keduanya. Kevin yang punya karakter dominan menyerang di depan dirasa cocok berpasangan dengan Bagas yang punya smash keras untuk menjaga sektor belakang.
BACA JUGA:
"Kevin/Bagas juga sering latihan bareng. Kevin bermain depan sebagai playmaker perlu didukung pemain bertipe killer atau tukang gebuk dari garis belakang dan itu dimiliki Bagas," Herry IP menjelaskan.
Selain dua hal itu, alasan utama sang pelatih menurunkan Kevin/Bagas di sektor ganda putra adalah sebagai upaya untuk mengecoh lawan. Sebab baginya, dengan mengacak pola duet pemain, strategi Indonesia tak mudah terbaca lawan.
"Dengan mengacak, kekuatan kita jadi tidak mudah dibaca lawan. Selain itu, kita juga bisa memiliki komposisi dan formasi pasangan yang banyak. Ini juga agar lawan makin bingung setiap bertemu kita," tutur Herry IP mengakhiri.