JAKARTA - Pelatih Manchester City Pep Guardiola mengatakan dirinya lebih suka tinggal di Maladewa ketimbang melatih rival Liga Premier Manchester United.
Semifinal Piala EFL ditandai dengan derby Manchester ketika City mengunjungi United di Old Trafford untuk leg pertama pada Selasa, & Januari.
Guardiola berada dalam posisi untuk pindah ke United sebelum berbelok dari Bayern Munich ke City pada tahun 2016. Mantan pelatih kepala Barcelona itu telah mendominasi sepak bola Inggris dengan memenangkan trofi Liga Premier dan Piala EFL dua kali berturut-turut, Piala FA dan Charity Shield.
Dalam sesi konferensi pers jelang pertandingan kontra Setan Merah, Guardiola yang disebut-sebut bakal meninggalkan Etihad pada musim panas ditanya tentang kemungkinan melatih rival dan tetangga City, MU.
BACA JUGA:
Our Carabao Cup defence continues...
Up next 👀
🔵🔴 #ManCity pic.twitter.com/cSCJI6HYmt
— Manchester City (@ManCity) January 5, 2020
"Setelah melatih City, saya tidak akan pernah melatih United. Ini seperti saya tidak akan pernah melatih (Real) Madrid," kata Guardiola.
"Saya memilih tinggal di Maladewa jika tidak ada tawaran yang masuk," tandasnya.
Di saat City makin berkembang sejak kedatangan Guardiola, sebaliknya United malah terus berjuang untuk mengejar ketinggalan di klasemen.
United berada di urutan keenam di bawah Jose Mourinho di tahun pertama Guardiola di Inggris pada tahun 2016. Mereka kembali merosot ke urutan keenam pada musim lalu setelah manajer Portugal dipecat dan digantikan oleh Ole Gunnar Solskjaer.
Skuat Solskjaer berada di urutan kelima musim ini - 27 poin di belakang pemimpin Liverpool dan 13 poin dari City yang berada di posisi ketiga di Liga Premier.
"Saya yakin saya tidak datang ke sini hanya untuk mengalahkan United atau berada di depan United," kata Guardiola. "Itu bukan target. (Target) kami adalah bermain bagus, mencoba memenangkan gelar, yang kami lakukan dalam dua musim terakhir. Musim ini, kami memenangkan Community Shield, dan sekarang kami memiliki kesempatan untuk masuk ke final yang lain."