Bagikan:

JAKARTA - Manajer Manchester City Pep Guardiola menolak tawaran menangani tim nasional Inggris. Sikap penolakan diwujudkan dengan keinginan kontraknya diperpanjang Man City.

Guardiola menjadi sosok paling disebut bakal menggantikan Gareth Southgate yang mengundurkan diri setelah membawa Inggris mencapai final Euro 2024.

Ini untuk kedua kalinya secara berturut-turut Inggris tampil di laga puncak Euro 2020 dan 2024. Hanya saja The Three Lions selalu gagal setelah dikalahkan Italia dan kemudian Spanyol.

Setelah Southgate mundur, sejumlah nama, lokal maupun asing, menjadi kandidat menangani Inggris. Manajer nonInggris yang masuk bursa di antaranya, Mauricio Pochettino (Argentina), Thomas Tuchel (Jerman) dan Jurgen Klopp (Jerman).

Sedangkan produk lokal yang disebut-sebut bisa menggantikan Southgate di antaranya, Eddie Howe yang saat ini menangani Newcastle United dan Graham Potter.

Namun pilihan jatuh pada Guardiola yang sukses membawa Man City ke puncak. Man City bisa memenangi treble yang menyamai rekor Manchester United dan mencetak rekor juara Premier League Inggris empat kali beturut-turut.

Tak hanya itu, Guardiola juga meraih sukses bersama Barcelona dan Bayern Munchen. Pencapaian mengesankan pria asal Spanyol itu menjadikan FA menetapkan Guardiola sebagai manajer anyar The Three Lions.

Meski belum melakukan komunikasi dengan Guardiola, namun FA optimistis tawaran itu bakal diterima. Bahkan FA bersedia menunggu hingga 2025 saat masa kontrak Guardiola di Man City berakhir.

Hanya saja yang terjadi di luar ekspetasi FA. Bukannya Man City yang berupaya mempertahankan sang manajer, tetapi Guardiola sendiri yang ingin tetap menangani klub tersebut. Bahkan Guardiola, seperti dikutip Mirror, berharap kontraknya diperpanjang.

"Bila Anda menyukai apa yang menjadi pekerjaan Anda, lalu mengapa harus berhenti?" kata Guardiola saat berada di New York mendampingi tim yang tur pramusim di Amerika Serikat.

"Saya sungguh menyukai [sebagai manajer Manchester City] sejak mereka merekrut saya. Jadi mari kita lanjutkan saja," ujarnya.

Pernyataan Guardiola memang bertolak belakang dengan apa yang pernah diungkapkannya beberapa waktu lalu. Saat itu, dia berpeluang mengikuti jejak Klopp yang mengundurkan diri sebagai manajer Liverpool. Bahkan peluang untuk meninggalkan Man City lebih besar ketimbang bertahan di Etihad,

"Kenyataannya, saya memang lebih dekat untuk pergi ketimbang bertahan," kata Guardiola. Apalagi dia pernah menyatakan keinginan menangani timnas.

"Saya berharap suatu saat nanti melatih tim yang berlaga di Piala Dunia atau Piala Eropa. Saya bakal menyukainya. Saya ingin punya pengalaman melatih timnas. Saya tidak tahu kapan itu terjadi. Mungkin bisa lima 10 atau 15 tahun ke depan," ucapnya.

Namun dia sepertinya berubah pikiran dan ingin tetap menangani The Cityzens. "Saya merasa ingin bertahan. Saya tetap bertahan sampai musim depan dan selama musim kompetisi kami akan melakukan pembicaraan [mengenai perpanjangan kontrak]. Bayangkan ini berarti sudah delapan atau sembilan tahun. Kita lihat saja nanti," ucapnya.

Inggris sendiri kemungkinan ditangani manajer sementara Lee Carsley yang saat ini melatih timnas U-23. Pada September 2024, Inggris melakoni laga melawan irlandia dan Finlandia di UEFA Nations League.