Bagikan:

JAKARTA - Atlet lompat tinggi, Yaroslava Mahuchikh, termasuk dalam jutaan orang di Ukraina yang dipaksa mengungsi akibat invasi Rusia. Yaroslava harus meninggalkan negaranya di tengah persiapan menuju Kejuaraan Dunia Indoor.

Dia harus menempuh perjalanan tiga hari dengan mobil saat meninggalkan negaranya. Meski demikian, atlet berusia 20 tahun itu tetap mampu menciptakan prestasi.

Yaroslava merebut medali emas lompat tinggi pada Kejuaraan Dunia Indoor di Beogard, Serbia, Sabtu, 19 Maret, lalu. Kemenangan yang sangat penting untuknya.

"Ini sangat penting bagi saya dan keluarga saya, negara saya," kata Yaroslava kepada BBC Sport.

Dia mengatakan, tak bisa fokus dalam latihan setelah invasi Rusia dimulai pada 24 Februari lalu. Bahkan, saat kejuaraan pun, dia tetap memikirkan negaranya.

"Bagi saya, datang ke sini sulit. Melompat di sini juga sangat sulit secara psikologis karena hati saya tetap di negara saya," ujarnya.

Yaroslava mengklaim medali emas setelah melompat dari ketinggian 202 cm. Penonton pun bersorak saat dia merayakan kemenangan dengan lilitan bendera Ukraina di lehernya.

"Saya pikir ini sulit, tapi saya telah mealkukannya dengan sangat baik untuk negara saya. Saya pikir ini adalah hal yang penting bagi negara saya," tuturnya.

Pada ajang ini, Mariya Lasitskene dan beberapa atlet Rusia lainnya dilarang berpartisipasi karena sanksi akibat keputusan Presiden Vladimir Putin menginvasi Ukraina.