Peretas Susupi Sidang Kasus Novak Djokovic dan Tampilkan Video Porno
Novak Djokovic (Twitter @djokernole)

Bagikan:

JAKARTA – Sidang petenis nomor satu dunia, Novak Djokovic, terkait pembatalan visa masuk ke Australia diusili oleh peretas. Mereka memunculkan sebuah video porno di tengah jalannya sidang.

Petenis 34 tahun ini sudah dibebaskan dari detensi imigrasi pada Senin, 10 Januari kemarin. Ia dapat meninggalkan hotel tahanan setelah Hakim Pengadilan Federal Anthony Kelly memerintah pembebasan baginya.

Dalam proses sidang itulah insiden video porno ini terjadi. Penyusup berhasil masuk ke dalam link antara kantor hakim, pemerintah dan pengacara Djokovic.

Para peretas merusak tautan dan streaming porno dan musik. Video porno diputar beberapa saat sebelum hakim memutuskan Djokovic bisa tetap di Australia.

Menurut laporan Daily Star, kejadi ini karena sistem mengalami crash beberapa kali karena banyak orang yang masuk ke umpan langsung.

Jurnalis yang mengeklik tautan Microsoft Teams yang kedaluwarsa yang disediakan oleh pengadilan malah dihadapkan dengan gambar adegan tidak senonoh.

Kepala olahraga digital News Corp Emily Benammar dalam kicauan di Twitter menulis, "Porno: Satu hal yang hilang dari seluruh kisah Djokovic."

"Sementara ada siaran publik, ada tautan tim lama yang masih bekerja untuk kasus Djokovic dan pejabat pengadilan hilang setelah mengalami masalah dengan mute semua," kata wartawan lain, Sarah Dankert.

Djokovic terbang ke Melbourne pekan lalu dalam rangka mempertahankan gelar juara Australia Open.

Djokovic tiba hari Rabu, 5 Januari, dan ditahan di bandara beberapa jam sebelum para petugas mengumumkan dia tidak memenuhi persyaratan masuk Australia.

Untuk bisa memainkan pertandingan Australia Open, para petenis disyaratkan sudah divaksin.

Juara Australia Open sembilan kali itu dikirim ke Park Hotel di Melbourne setelah ditolak masuk Australia. Petugas imigrasi mencabut visanya karena tidak memenuhi persyaratan masuk terkait COVID-19.

Djokovic tetap dimasukan dalam undian pada Kamis, 13 Januari, meski masih ada ketidakpastian apakah pemerintah Australia akan membatalkan visanya untuk kali kedua.

Pemilik 20 gelar grand slam itu mengisi unggulan pertama dan akan menghadapi rekan satu negaranya Miomir Kecmanovic di pertandingan perdana.