Polemik Pencoretan Praveen/Melati, Ketum PBSI: Promosi dan Degradasi Tidak Perlu Jadi Kontroversi
Praveen/melati (Foto: Antara)

Bagikan:

JAKARTA – Isu pencoretan beberapa atlet dari Pelatnas PBSI ramai dalam beberapa hari belakangan ini. Induk bulu tangkis nasional itu pun meminta agar masalah itu tidak perlu dijadikan kontroversi.

Wacana degradasi atlet dari Pelatnas menyeret ganda campuran terbaik tanah air Praveen Jordan dan pasangannya Melati Daeva Oktavianti. Selain itu, ada juga nama ganda campuran Hafiz Faisal/Gloria Emanuelle Widjaja.

"Proses promosi dan degradasi itu hal biasa dan terjadi setiap tahun. Makanya saya meminta proses promosi dan degradasi itu jangan menjadi kontroversi," ujar Ketua Umum PP PBSI Agung Firman Sampurna dalam keterangan resmi yang diterima oleh VOI.

Sampai sekarang surat keputusan terkait promosi dan degradasi atlet Pelatnas belum resmi diterbitkan oleh PBSI. Kemungkinan SK baru akan terbit pasca seleksi nasional (Seleknas) yang berlangsung di periode 10-15 Januari 2022.

Agung mengatakan bahwa proses promosi dan degradasi pemain di Pelatnas PBSI di Cipayung adalah hal yang biasa terjadi setiap tahun. Proses itu merupakan bagian integral dari tata kelola dan pembinaan atlet.

"Tahun ini promosi dan degradasi tetap menggunakan metode dan kriteria yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal itu dilakukan secara objektif untuk tumbuh dan berkembangnya atlet-atlet muda berbakat," katanya.

Prestasi dan performa atlet penghuni Pelatnas senantiasa dievaluasi. Hasil evaluasi menghasilkan nama-nama yang akan bertahan dan nama-nama yang harus didegradasi.

"Jadi, promosi dan degradasi ini adalah business as usual yang terjadi setiap tahun di Pelatnas Cipayung. Demikian pula tahun ini PBSI juga akan melakukan kegiatan promosi dan degradasi," kata Agung.

Setelah seleksi nasional PBSI akan segera melakukan rapat bersama Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi dan jajaran pelatih. Rapat ini akan menentukan nama atlet yang akan dipanggil ke Pelatnas dan yang akan dipulangkan ke klub masing-masing.

Seleksi nasional tahun ini diikuti oleh 397 atlet dari 27 provinsi. Proses seleksi menggunakan sistem round robin dan knock out dengan dua kategori umur yang akan dipertandingkan, yakni taruna dan dewasa.