Buntut Tampil Brutal di Kualifikasi Piala Dunia 2022, Vietnam Dihukum FIFA

JAKARTA - Badan Sepak Bola Tertinggi Dunia (FIFA) menjatuhkan hukuman tegas dan denda kepada Vietnam. Hal ini menyusul penampilan brutal Vietnam di Kualifikasi Piala Dunia 2022 lalu.

Dikutip dari Vietnamplus, Rabu, FIFA menjatuhkan hukuman kepada timnas Vietnam berupa denda sebesar 6 ribu franc Swiss atau setara Rp92 juta. Putusan itu mereka terima setelah mengoleksi enam kartu kuning saat melawan Arab Saudi pada laga Kualifikasi Piala Dunia 2022, November 2021 lalu.

Dalam pertemuan dengan Arab Saudi pada laga keenam Grup B di Stadion My Dinh, Vietnam tampil brutal. Tim asuhan Park Hang Seo tersebut melakukan 17 pelanggaran yang membuahkan enam kartu kuning.

Berdasarkan regulasi FIFA, sebuah tim akan didenda jika menerima lima atau lebih kartu kuning dalam satu pertandingan. Denda tersebut diberikan sebagai bentuk hukuman kepada tim yang dianggap anti-semangat sportivitas.

Lebih lanjut soal kartu kuning, dalam laga tersebut keenam kartu diberikan kepada Phan Van Duc, Nguyen Van Toan, Nguyen Thanh Chung, Nguyen Tuan Anh, Que Ngoc Hai, dan Nguyen Cong Phuong.

Akibatnya, Que Ngoc Hai dan Tuan Anh bahkan sampai mendapat akumulasi kartu dan tidak bisa bermain melawan Australia pada lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2022, Kamis, 27 Januari mendatang.

Sumber yang sama juga mengatakan, salah satu faktor The Golden Star Warriors banyak menerima kartu kuning dan melakukan pelanggaran adalah karena mereka lebih sering diserang lawan yang memang memiliki kualitas lebih bagus.

Tekanan itu yang kemudian membuat tim asuhan Park Hang Seo memilih fokus bertahan, sehingga sering melakukan pelanggaran.

Terlepas dari sanksi dan denda yang dijatuhkan, Vietnam yang berada di klasemen Grup B Kualifikasi Piala Dunia 2022 masih terpuruk di dasar klasemen. Anak asuh Park Hang Seo itu masih belum memetik satu pun poin dalam enam pertandingan.

Kendati begitu, Vietnam masih menyisakan sejumlah pertandingan lagi di fase Grup B. Mereka masih akan melawan Australia, China, dan Jepang.