Bagikan:

JAKARTA - Potongan video dari sesi bertamunya Billie Eilish ke acara Jimmy Kimmel Live! yang tayang pekan lalu menjadi viral ketika seseorang mengunggahnya ke jagat Twitter. Penyanyi yang sedang naik daun itu mendapat serangan warganet setelah ia kedapatan tidak tahu band rock asal Amerika, Van Halen. 

Awalnya, Billie tahu ketika Kimmel bertanya tentang Madonna. Tapi, ketika ditanya tentang Van Halen, penyanyi 17 tahun itu nampak kebingungan. “Siapa?” tanya Eilish polos.

Sebagian merasa, seharusnya Eilish tahu siapa Van Halen, mengingat mereka adalah band rock kenamaan yang cukup legendaris. Sebagian lagi memaklumi respons Eilish karena Van Halen sudah berusia lebih dari empat dekade. Saat itu Eilish belum lahir ke dunia.

Setelah viral, anggota Van Halen ikut angkat bicara terkait isu ini. Wolfgang, bassis sekaligus putra Eddie Van Halen (gitar), lewat akun Twitter pribadinya menulis; 

“Jika Anda belum mendengar @billieeilish, coba dengarkan. Dia keren. Jika Anda belum mendengar Van Halen, coba dengarkan. Mereka juga keren. Musik seharusnya menyatukan kita, bukan membuat kita terpecah belah. Dengarkan apa yang Anda inginkan dan jangan mencela orang lain untuk tidak mengetahui apa yang Anda suka.”

Tepat apa yang dikatakan Wolfgang. Urusan musik tidak semuanya satu frekuensi. Banyak faktor yang melatarbelakangi hal ini, salah satunya transisi budaya yang melekat pada seseorang.

Jika Anda memiliki orang tua yang suka 'mewarisi' apa yang mereka miliki - termasuk musik - rasanya tidak sulit bagi siapa pun untuk mendengar lagu-lagu yang bukan dari generasi mereka. Namun, bukan cuma faktor orang tua. Bandnya sendiri juga harus terus berkarya. Kalau cuma mengandalkan lagu-lagu lama, mungkin memang cuma generasi tua yang kenal mereka.

Kita ambil contoh, Weezer atau Foo Fighters. Mereka masih aktif melahirkan karya dan manggung dari satu gelaran ke gelaran lainnya. Inilah yang membuat keduanya dikenal oleh tiga generasi sekaligus. Ada juga band yang berhasil menembus batas generasi, The Beatles salah satunya.

Selain itu, Word of Mouth (mulut ke mulut) juga memiliki kemampuan untuk menyerap penggemar baru. Mungkin, tidak banyak yang membicarakan Van Halen dengan masif seperti membicarakan Arctic Monkeys saat ini. Tidak ada pihak yang perlu disalahkan dalam kejadian ini. Ini hanya menjadi bagian dari kultur budaya. Kepopuleran satu pihak bukan berarti bisa dirasakan oleh pihak lain.

Sejak Eilish lahir ke dunia, Van Halen cuma merilis satu album studio. A Different Kind Of Truth (2012) menandai kembalinya David Lee Roth setelah sebelumnya Sammy Hagar dan Gary Cherone menjadi vokalis band ini. Sebagai sebuah album reuni, bisa dibilang, tak satu pun lagu dari album ini yang nempel di kuping pendengar. Jangankan pendengar baru, pendengar lama saja sulit menerimanya.

Kami tidak sedang merendahkan Van Halen. Band ini punya seabrek album dan hit yang sangat dicintai para penggemarnya. Apalagi permainan gitar Eddie banyak memengaruhi gitaris-gitaris era berikutnya. Teknik two-handed tapping yang dipopulerkan Eddie dalam lagu Eruption (1978) membuat dunia gitar 'bergoncang'.  Semua gitaris memuja Eddie, seluruh penggemar rock menggandrungi Van Halen. Tapi, ini musik rock - lebih tepatnya, dunia gitar. Jangan paksa Eilish yang nge-pop untuk tahu soal ini. Sangat tidak adil! Apakah Greta Van Fleet tahu Aretha Franklin, Dionne Warwick, atau Bette Midler?    

Setidaknya, Eilish cukup jujur mengaku dirinya tidak tahu Van Halen. Tidak seperti Faldo Maldini yang pernah menyebut Aerosmith baru dikenal orang setelah lagunya yang berjudul I Don't Wanna Miss A Thing jadi soundtrack film Armageddon dan masuk tangga musik Billboard. Oke, tidak apple to apple memang membandingkan kasus Eilish dengan Faldo. Tapi bukankah lebih baik mengaku tidak tahu daripada pura-pura serba tahu? 

Oya, judul di atas tentunya bukan cuma ditujukan buat Billie Eilish semata, tetapi juga untuk semua pendengar musik generasi kekinian. Haruskah kalian tahu musisi generasi lama?