JAKARTA - Pengadilan Tinggi Luton, Inggris telah memutus bersalah seorang peretas dunia maya (hacker) bernama Skylar Dalziel karena telah mencuri musik yang belum dirilis dari sejumlah artis, seperti Coldplay, Shawn Mendes, dan Bebe Rexha.
Dalziel disebut meraup uang sebesar 42 ribu poundsterling (sekitar Rp845 juta) setelah menjual musik-musik tersebut secara daring di website ilegal.
“Dia secara egois menggunakan musik mereka untuk menghasilkan uang bagi dirinya sendiri dengan menjualnya di web gelap,” kata Jaksa Richard Partridge, mengutip BBC, Senin, 6 Januari.
Hacker wanita berusia 22 tahun asal Winchester Gardens, Luton itu juga mengakui sebelas pelanggaran hak cipta di Pengadilan Tinggi Luton, dan dijatuhi hukuman penjara 21 bulan.
Selain hukuman kurungan, Dalziel juga dijatuhi hukuman 180 jam kerja tanpa dibayar.
Detektif Daryl Fryatt dari Unit Kejahatan Kekayaan Intelektual Kepolisian mengatakan, "Mencuri materi berhak cipta untuk keuntungan finansial Anda sendiri adalah tindakan ilegal.”
"Hal itu membahayakan karya seniman dan mata pencaharian orang-orang yang bekerja dengan mereka untuk menciptakan dan merilis musik mereka."
BACA JUGA:
Adapun, pencurian tersebut terungkap ketika Sony Music Entertainment menemukan akun cloud milik Upsahl telah dibobol dan melaporkannya ke Federasi Internasional Industri Fonografi (IFPI) pada Juni 2021.
Disebutkan bahwa Dalziel memperoleh musik tersebut dengan mengakses akun penyimpanan cloud yang terhubung dengan para seniman secara ilegal. Empat puluh lagu yang belum dirilis telah diekstraksi dan dijual secara daring.
IFPI dan Asosiasi Industri Rekaman Amerika mengidentifikasi sebuah akun di forum daring yang menjual musik yang belum dirilis dari berbagai artis dan akun tersebut terhubung dengan Dalziel.
Dalziel pun ditangkap pada 9 Januari 2023, dengan menyita tiga drive yang berisi 291.941 lagu. Selain itu, ditemukan pula lembar kerja yang menunjukkan bahwa dia telah menjual lagu kepada pelanggan dan akun PayPal dan banknya mengungkapkan bahwa dia telah menerima lebih dari 42 ribu poundsterling dari April 2021 hingga Januari 2023.
Sebagian uang ini ditransfer ke rekening bank di AS, dan Kepolisian Kota London mengatakan bahwa mereka bekerjasama dengan Investigasi Keamanan Dalam Negeri untuk mengidentifikasi orang-orang yang terkait dengan rekening tersebut.