Bagikan:

JAKARTA - Penyanyi pop Batak, Jack Marpaung meninggal dunia di usia 76 tahun. Dia menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Carolus Salemba, Jakarta Pusat pada Minggu, 5 Januari.

Anaknya yang juga penyanyi, Novita Dewi mengatakan bahwa sang ayah sudah mengidap stroke sejak dua tahun lalu. Sejak saat itu, kondisinya disebut terus menurun.

Melanjutkan ceritanya, Dewi mengatakan bahwa kondisi sang ayah semakin buruk setelah anaknya yang lain, yang merupakan adiknya, pergi meninggalkan rumah untuk bekerja di luar kota.

“Sejak adikku yang nomor dua berangkat ke Pekanbaru untuk kerja, makin menurun dia, kesepian gitu, makanya sering kubawa nginep di rumahku,” kata Dewi kepada awak media, di rumah duka di Bekasi, Senin, 6 Januari.

“Tapi mami sering pengen rumahnya ini jangan kosong gitu. Tapi papiku sering bilang ‘Aku pengen sama boruku.’ Boru itu maksudnya putri,” sambungnya.

Beberapa hari sebelum meninggal, Dewi menyebut sang ayah mengalami demam selama tiga hari di rumahnya, hingga akhirnya diputuskan untuk dibawa ke rumah sakit.

“Tiba-tiba papi demam. Kita pikir karena flu, kena infeksi bakteri. Itu sudah tiga hari demam,” tuturnya.

Setelah dirawat di Intensive Care Unit (ICU), kata Dewi, dokter yang menangani sempat mengatakan bahwa kondisi Jack berangsur membaik, hingga dipindahkan ke kamar rawat inap.

Namun, kondisi Jack kembali memburuk. Dewi bahkan mengatakan ayahnya sempat berhenti bernafas, sehari sebelum meninggal dunia.

“Tapi kok kurang responsif gitu, sampai akhirnya kemarin itu tanggal 4 (Januari)-nya sempat berhenti nafasnya,” kata Dewi.

“Kita sudah teriak-teriak gitu, sudah hilang, sudah kritis pokoknya, aku teriak, 'Papi kasih setengah jam lagi, ngomong dulu.’ (Penginnya) ngomong gitu loh, (karena) selama beberapa hari di rumah sakit tidak ada ngomong,” sambungnya.

Namun, Jack masih terselamatkan. Pada Minggu pagi, Dewi bahkan menyebut kondisi sang ayah mulai kembali normal, meski belum bisa merespon pembicaraan.

Pada hari itu, beberapa orang tamu juga datang untuk menjenguk. Bahkan mereka mencoba bercanda untuk menghibur diri.

Namun di tengah perbincangan Dewi dan beberapa tamu, kondisi sang ayah kembali memburuk, hingga akhirnya pukul 18.30 WIB dinyatakan meninggal dunia.

“Tapi pas kami lagi ngobrol, makin turun denyutnya (ayah). Aku bilang 'Nggak, nanti naik lagi.’ Adikku yang nomor dua pas di samping papi bilang, 'Turun nih turun.’ Tapi memang tipikal dia naik gitu, lama-lama karena udah nggak terselamatkan, sampai nol,” pungkas Dewi.