Bagikan:

JAKARTA - Duka kembali menyelimuti dunia perfilman Indonesia di mana aktor senior Dorman Borisman diumumkan meninggal dunia pada Selasa, 7 Mei pada pukul 19.18 WIB di Rumah Sakit Moch. Ridwan Meuraksa Jakarta setelah sebelumnya mengidap diabetes hingga stroke.

Istri Dorman, Sukowati mencoba menceritakan kronologi kepergian sang suami di usia 73 tahun. Hal ini bermula ketika ditemukan sebuah titik di salah satu bagian tubuh Dorman.

"Tapi di tanggal 3 Januari itu terluhat ada titik yang beda warnanya sekitar diameternya sekita 4 senti lah. Saya pikir 'ini apa?' Saya bertanya ke anak saya 'mungkin kebentur kursi roda gitu' tapi begitu 2 hari itu dilihat kok ini aneh, warnanya beda seperti itu agak kehitam-hitaman gitu," kata Sukowati di kawasan Kramatjati, Jakarta Timur, Selasa, 7 Mei.

Ketika diperiksakan, Dorman memiliki sakit dekubitus yang merupakan luka akibat tekanan di kulit karena posisi tubuh tidak berganti dalam waktu yang lama.

"Terus saya panggil dokter ke rumah terus katanya itu dibilangnya ini yang namanya dekubitus. Emang saya nggak tahu itu dekubutus, terus ya udah, saya ingin tindakannya seperti apa," cerita Sukowati.

"Akhirnya kita panggil perawat khusus luka dekubitus, dirawatlah di rumah dari tanggal Januari terus tiap hati itu ke sini (perawatnya) sampai bulan ini sebelum masuk ke rumah sakit haji kemarin itu semakin parah ternyata dan pergelangan kakinya itu sudah patah," paparnya.

Karena kondisinya semakin parah, akhirnya Sukowati memutuskan untuk melarikan Dorman ke rumah sakit. Selama 3 hari mendapat perawatan, dokter memutuskan kalau pada hari Selasa, 7 Mei akan dilakukan operasi amputasi terhadap tubuh Dorman yang alami pembusukan akibat diabetes.

Sayangnya belum sampai mendapat tindakan operasi, Dorman sudah tidak tertolong lagi. Pasalnya dokter sudah mengakui angkat tangan terhadap aktor yang memiliki ciri khas sebagai aktor batak ini.

"Tapi akhirnya pada hari ini, tadi pagi-pagi saya jaga dari pagi jam 07.00 WIB, saya datang terus ya sudah, sudah enggak membukakan mata, lemah, habis saya ngajiin juga nggak respon," tuturnya.

"Akhirnya jam sekitar jam 03.00 sore saya dipanggil diterangkan bahwa kata dokternya sudah diusahakan bermacam cara tapi sudah kritis ya sudah akhirnya saya dampingin sampai selesai sampai tidak ada itu saja," pungkasnya.