Bagikan:

JAKARTA - Grup musik RAN resmi merilis album penuh keenam dengan tajuk “Teater Nestapa”. Album ini bermaterikan 12 lagu yang dapat didengar di berbagai platform musik digital pada Rabu, 23 Oktober.

Teater Nestapa memuat dua single, “Rahasia #1” dan “Rahasia #2”, yang sudah lebih dulu dirilis pada September lalu. Sementara sepuluh lagu lain merupakan karya terbaru dari Rayi, Asta, dan Nino.

Album ini menandakan berakhirnya delapan tahun prnantian RAN yang tanpa album penuh.

“Delapan tahun menurut kita kelamaan untuk sebuah grup nggak ngerilis album,” kata Nino dalam keterangannya, Selasa, 22 Oktober.

Teater Nestapa digarap dengan pendekatan berbeda, tidak seperti album sebelumnya yang dikenal dengan lagu bernuansa cinta berbunga-bunga.

Album ini menghadirkan kisah-kisah yang membawa sisi lain cinta, sesuatu yang ada di depan mata dan sering seliweran, namun tidak ingin dirasa-rasa sebagai bagian hidup karena cenderung menyakitkan untuk dialami.

“Kami yakin banyak orang juga yang menyadari bahwa nestapa adalah bagian hidup yang pasti hadir dalam kehidupan mereka. Dan semangat kami sih agar semua orang dapat menerima kenyataan tersebut. Nestapa itu hadir agar manusia dapat lebih menghargai kebahagiaan,” tutur Asta.

RAN mencoba membuat Teater Nestapa sebagai paket lengkap akan sisi hidup yang penuh dengan pertanyaan dan perjuangan yang dihadapi manusia ketika berurusan dengan hati.

“Yang ingin kita angkat adalah sisi humanisnya, jadi cinta bukan sekedar 1+1 = 2,” ujar Nino.

“Nestapa ada buat mengajarkan manusia untuk belajar merasakan bahagia itu seperti apa. Di sini mungkin lebih kayak apa yang harus kita lakukan, putuskan atau perbuat setelah nestapa itu datang. Tapi, apa reaksi kita?” imbuhnya.

RAN juga melibatkan beberapa orang dalam penggarapan Teater Nestapa, tidak seperti kebiasaan mereka sebelumnya.

“Idenya, album ini ingin menghadirkan sisi berbeda dari sisi aransemen dan juga eksplorasi sound. Memilih beberapa produser adalah keputusan yang diambil untuk menghadirkan beragam tipe eksplorasinya. Walau di beberapa lagu, kami tetap juga menjadi produser musik,” kata Asta.

“Ada beberapa lagu yang menurut kita kalau dikerjakan sendiri, kurang maksimal. Ujungnya bakal jadi kayak RAN yang dulu. Jadi, kami merasa perlu dibantu co-producing untuk bisa terdengar lebih fresh dan relevan,” timpal Rayi.

Teater Nestapa juga dibuat dengan melakukan sesi workshop yang lebih santai dan tidak monoton. Personel RAN memutuskan untuk keluar dari Jakarta dan menemui lingkungan baru guna berkreasi.

“Kami ke villa di Bogor dan Bali. Waktunya terbatas, karena selalu bentrok sama manggung dan kesibukan pribadi lainnya, tapi berhasil intens workshop sekitar dua sampai tiga hari di masing-masing kota,” cerita Rayi.

“Mungkin ini menjadi kegiatan seru yang membuat kami banyak melakukan eksplorasi dari segi musik dan secara nggak langsung bikin pendewasaan di dalam album ini. Juga ketemu, tanpa disadari, sama pesan tersirat, ‘Tidak apa menghilang sebentar dari kebisingan kota untuk menenangkan diri.’ Kami melakukan itu untuk menghilangkan rasa jenuh dan monoton dan Teater Nestapa berhasil diselesaikan,” tambah Nino.

Selain produser yang beragam serta proses penggarapan yang tidak seperti biasanya, RAN juga mengajak Salma Salsabil di lagu “Hey! Tunggu Dulu”.

“Suara dia bikin lagunya jadi komplet dan lebih berwarna. Bisa aja dibawain bertiga, tapi dia missing puzzle yang bikin lagu ini jadi ok,” ucap Rayi.

Teater Nestapa juga melibatkan sebuah orkestra visual, sesuai dengan konsep film yang diemban. Pada 8 Oktober 2024 lalu, sebuah film pendek yang berfungsi sebagai trailer berdurasi delapan menit dirilis di Youtube.

Film pendek ini disutradarai oleh Senry Alvin, ceritanya ditulis oleh Aco Tenriyagelli, dan diperankan oleh Reza Rahadian. Masing-masing judul lagu dari Teater Nestapa dipresentasikan pada tiap adegan.

Tracklist:

1. Pengumuman

2. Hey Tunggu Dulu

3. Rahasia #2

4. Ke Mana?

5. Rahasia #1

6. Kapan

7. Tembus Pandang

8. Datang Juga

9. Pemain Cadangan

10. Mengapa Kita Bersama

11. Masih Takut Mencinta

12. Memori