JAKARTA - Giring Ganesha eks vokalis Nidji memutuskan untuk bersolo karier dengan meluncurkan extended play (EP) atau album mini bertajuk “Serigala”, yang memuat tiga lagu baru dengan judul “Serigala”, “Berani”, dan “Candu”.
Album mini “Serigala” menjadi pembuktian dari pernyataan Giring beberapa waktu belakangan yang menyatakan keinginannya untuk kembali aktif bermusik setelah tidak lagi menjabat sebagai Ketua Umum partai politik.
Giring menyebut EP ini sebagai awal dari rencana yang lebih besar. Dia sudah mempersiapkan lagu-lagu lain untuk mengikuti comeback-nya kali ini.
“Tiga lagu ini bagian dari 20 lagu yang tahun depan mau kami rilis. Ini tadinya saya mau rilis nanti sekalian, 20 lagu, hanya Musica (label) punya strategi berbeda,” kata Giring di Kuningan, Jakarta Selatan, Senin, 23 September.
Proses perekaman tiga lagu hingga dirilis ke publik berjalan begitu cepat. Giring mengaku terkejut dengan respon pihak label yang berusaha begitu keras agar EP ini bisa diluncurkan ke publik secepatnya.
“Saya juga kaget, timeline-nya mepet banget. Di tengah kesibukan saya, saya berusaha kadang take vokal sampai jam dua pagi, besok paginya meeting lagi. Jadi berusaha setengah mati gimana caranya tiga lagu ini bisa rilis dulu,” katanya.
Adapun, “Serigala” sebagai trek utama, membahas tema pengkhianatan dari orang terdekat, yang digambarkan sebagai serigala bertopeng manusia. Lagu ini menangkap perasaan terjebak dalam dunia yang penuh kepalsuan, dimana teman menjadi sumber luka yang tak terduga.
Meski mengalami penderitaan, tokoh dalam lagu ini berusaha mempertahankan cintanya sebagai prinsip hidup di tengah kegelapan. “Serigala” adalah refleksi dari bagaimana seseorang menghadapi pengkhianatan dan terus mencoba berdiri teguh dengan prinsip-prinsip cinta di tengah lingkungan yang beracun.
BACA JUGA:
Selanjutnya, “Berani” adalah lagu yang menginspirasi untuk menghadapi perpisahan dan perubahan hidup dengan keberanian. Giring mengajak pendengarnya untuk berani mengakui perbedaan dan menerima kenyataan bahwa tidak semua hubungan bisa bertahan selamanya.
Lagu ini berpesan untuk terus berdansa dan menyala meskipun dalam kesedihan, dan untuk berani terlahir kembali setelah menghadapi duka. “Berani” mengingatkan bahwa kehilangan adalah bagian dari perjalanan, dan bahwa yang hilang selalu bisa tergantikan dengan hal baru yang lebih baik.
Lagu terakhir, “Candu”, Giring mengeksplorasi sisi adiktif dari cinta. Lagu ini menceritakan seseorang yang menemukan pelarian dan penyembuhan dalam cinta kepada kekasihnya. Sosok yang dicintai diibaratkan sebagai candu, yang menjadi pusat kehidupan dan pelipur lara di tengah perihnya kehidupan.
Liriknya dibuat puitis, untuk menangkap ketergantungan emosional dan kebutuhan untuk kembali kepada orang yang dicintai sebagai satu-satunya sumber kebahagiaan dan penyembuhan. Lagu ini menggambarkan cinta yang dalam dan penuh ketergantungan, dimana kekasih menjadi rumah dan tempat pulang bagi hati yang terluka.