Bagikan:

JAKARTA - Indra Aziz jadi salah satu pembicara dalam diskusi mengenai keterlibatan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dalam musik, yang diselenggarakan oleh Yayasan Anugerah Musik Indonesia (AMI) di Gambir, Jakarta Pusat pada Selasa, 13 Agustus.

Sebagai musisi dan pelatih vokal, Indra membawa perdebatan mengenai AI dengan mengajak kita berkaca pada kasus Auto-Tune yang pada awalnya juga menimbulkan banyak perdebatan.

“Kalau saya boleh mundur sedikit ke perdebatan mengenai Auto-Tune. Awalnya kita berdebat, sekarang udah hilang perdebatannya, udah jadi standar,” kata Indra Aziz.

“Apakah AI akan seperti itu juga? Sepertinya demikian,” imbuhnya.

Permasalahan yang dilihat Indra bukan pada keberadaan AI, melainkan bagaimana teknologi itu dipergunakan.

Dalam pengalamanya bicara dengan banyak penyanyi, dia meyakini sulit untuk mempercayakan AI untuk menulis lirik lagu.

“Saya banyak ajak teman-teman penyanyi untuk ngobrol dan diskusi, salah satunya adalah pertanyaan mengenai AI. Saya juga pengen tau apakah mereka mau dan bisa berkoeksis dengan AI. Dan rata-rata semua menjawab tetap tidak bisa mengidentifikasikan dirinya di lirik itu. Hampa aja rasanya,” tutur Indra Aziz.

“Dan saya tidak akan pernah menggunakan AI ini (untuk menulis lagu), karena saya tidak punya kontrol, ini bukan isi pikiran saya, sementara yang saya ingin sampaikan ke dunia adalah cerita saya,” lanjutnya.

Adapun, Candra Darusman selaku Ketua Umum Yayasan AMI membuka diskusi yang digelar secara luring dan daring ini untuk mendengar pandangan para pelaku musik dan pihak terkait. AMI ingin menjawab pertanyaan ‘apakah sudah saatnya karya berbasis AI mendapat penghargaan?’.

“Pada suatu saat, akan tiba saatnya mungkin kita harus punya posisi bagaimana menghargai karya berbasis AI ini,” kata Candra.

Lebih lanjut, Candra menyebut apa yang disampaikan dalam diskusi bisa menjadi masukan bagi AMI dalam mengambil keputusan, apakah karya berbasis AI juga perlu mendapat tempat.

“Tapi sekali lagi ini hanya mengumpulkan pendapat untuk bagaimana tahun depan. Nggak bisa kita hindari kalau AI bagian dari kehidupan kita. Ya pastinya ada yang setuju dan tidak setuju, dengan alasannya masing-masing,” pungkas Candra Darusman.

Selain Indra Aziz, diskusi yang dipandu Tantowi Yahya itu juga menghadirkan Ramya Prajna Sahisnu (Digital Creative Agency), Diana Silfiani (Entertainment Lawyer & Publisher), Prof. Dr, Ahmad M Ramli (Founder Center of Cyberlaw & Digital Transformation, Fakultas Hukum UNPAD), Febrian Nindyo (Penyanyi & Pencipta Lagu), dan Eka Gustiwana (Musisi & Produser Musik).