JAKARTA - Di era seperti saat ini, dengan segala kemudahannya, berkarya dan memperkenalkannya ke publik bukanlah hal sulit bagi seorang musisi atau grup musik. Banyak kasus di mana keterlibatan label dan manajemen musik dianggap tak lagi relevan dengan zaman.
Namun, penilaian itu tidak bisa ditelan bulat-bulat, bagaimanapun, label dan manajemen musik masih punya peranan yang perlu dilihat kembali, di balik cerita banyak musisi yang mungkin merasa kreativitasnya terkekang oleh mereka.
Adapun Rasukma, duo asal Bandung yang merupakan artis terbaru JUNI Records diperkenalkan pada pertengahan tahun 2024. Grup yang beranggotakan Eson dan Adel itu sudah berjalan sendiri selama enam tahun, sebelum akhirnya memutuskan bergabung ke dalam label musik.
Saat Rasukma berkunjung ke kantor VOI di Tanah Abang, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu, Eson dan Adel menceritakan bagaimana pertemanan mereka membentuk duo ini.
Bersekolah di SMA yang sama di Bandung, Eson dan Adel sudah saling mengenal karena bergabung dalam organisasi yang sama dan pernah membentuk ‘band dadakan’ bersama.
“Ya kita udah familiar lah untuk bermusik bareng. Jadi, mulainya dari SMA,” kata Adel. “Kita lulus SMA, Eson buat Rasukma, tadinya dia sendiri, tapi dia berpikir kayaknya ada yang kurang nih, butuh suara cewek, terus ngajak aku, akunya mau aja.”
Pada tahun 2018, Rasukma pun merilis double single sebagai debutnya, yang berjudul "Yang Lalu Biarlah Berlalu" sama "Tolong! Kami Butuh Bantuan!".
Perjalanan musik Rasukma pun dilakukan di Bandung. Selama enam tahun, mereka sudah merilis satu album penuh dan satu extended play (EP) atau album mini. Praktis, seluruhnya diurus oleh Eson dan Adel.
“Kita udah pernah merilis satu album, satu EP, dan beberapa single,” ujar Adel.
BACA JUGA:
“Jadi, album itu tahun 2020, isinya sembilan lagu, termasuk lagu-lagu awal yang kita rekam. Terus di tahun 2022, pas pandemi, kita bikin EP, isinya lima lagu,” lanjut Eson.
Memasuki tahun 2024, Rasukma berniat untuk bereksplorasi dengan menghadirkan sesuatu yang baru. Namun, keterbatasan karena mengerjakan segala sesuatunya sendiri justru menghadirkan kebingungan.
Untungnya, karya Rasukma sampai ke telinga Adryanto Pratono alias Boim, CEO dan salah satu pendiri JUNI Records. Pertemuan pun dilakukan, dan Rasukma resmi bergabung dengan label yang juga menaungi Raisa Andriana dan Bernadya itu.
Bernaung di bawah JUNI Records
“Jadi awalnya kita di-DM sama Mas Boim, dia bilang suka lagu kita, terus dari situ kita ngerasa senang banget kan. Terus kita iseng aja bilang kalau kita lagi garap album kedua nih, materinya udah jadi, udah take vokal juga, mau dengerin gak, terus kita kirim,” cerita Adel.
Dari pembicaraan yang dilakukan, Rasukma merasa punya kesamaan visi dengan JUNI Records. Mereka yakin bahwa jalan untuk meraih mimpi-mimpi besar akan lebih mudah bersama label.
“Dari apa yang kita diskusikan, akhirnya ya kita juga ngerasa cocok dan satu visi, dan kayaknya JUNI juga bisa membantu kita untuk mencapai mimpi-mimpi kita. Jadi akhirnya kita barengan,” tutur Adel.
“Memang sebenarnya Rasukma itu pengen explore, kita udah jalan beberapa lama, udah rilis album dan EP sendiri, untuk selanjutnya pengin menggaet seseorang atau sesuatu lah sebenarnya. Pas nyari-nyari sebenarnya rada bingung, eh tapi Mas Boim malah nyamperin duluan,” timpal Eson.
Keputusan bergabung dengan label tidak memerlukan banyak pertimbangan. Rasukma justru melihat hal positif dari label, di mana mereka merasa apa yang menjadi fondasi utama grup tetap didukung.
“Sebenarnya yang kita jaga cuma tiga unsur aja sih. Kayak yang Eson bilang, lagunya harus berbahasa Indonesia, ada suara kita berdua, dan gitar nylon. Jadi kita nggak minta harus ada segala macam, yang penting tiga unsur yang jadi identitas kita itu dipertahanin,” kata Adel.
“Dan memang tim JUNI juga sangat suportif sama apa yang jadi preferensi kita juga. Kayak di lagu ‘Lala Lala’ itu, emang kita datang sebenarnya udah jadi lagunya, dan pada akhirnya Mas Boim bilang, 'Yaudah, udah jadi kan, rilis aja.' Jadi memang dari mereka juga mempercayakan hasil-hasil yang sudah kita buat. Dan kita juga lebih ngerasa dipercaya juga. Dan merasa lebih enak lah jalannya, karena dari mereka juga sangat menghargai apa yang sudah kami buat sebelum bertemu dengan mereka,” lanjut Eson.
Tiga unsur yang disebut di atas, yaitu lagu berbahasa Indonesia, ada suara Eson dan Adel, serta suara gitar nylon, menjadi penting bagi Rasukma. Tiga unsur itu disebut sebagai ‘benang merah’ dari seluruh karya yang sudah dihasilkan.
“Sebenarnya (tiga unsur) itu bukan dibuat dari pas awal Rasukma dibuat. Tapi setelah Rasukma merilis satu album, satu EP, dan proyek-proyek lainnya, waktu itu aku baru ngeh kalau ada benang merah itu. Jadi semua lagu Rasukma, seberbeda apapun lagunya, pasti akan ada tiga unsur itu,” ujar Eson.
“Dan di saat kita mau bikin album selanjutnya, yang sekarang sudah diproses, banyak dorongan buat eksplorasi secara musik, secara lirik, secara aransemen, itu banyak banget eksplorasinya. Tapi kan harus dipagerin, kayak ini batasnya di mana eksplorasinya. Kalau kita melenceng ke mana-mana nanti kita akan jadi sesuatu yang lain lagi, bukan Rasukma lagi,” sambung Eson.
“Jadi akhirnya setelah dilihat secara historical dari lagu-lagunya Rasukma, tiga unsur ini yang pasti ada. Jadi itu lah yang kita pertahankan. Sisanya bebas lah mau diapain. Mau dibikin elektronik lah, selama ada tiga unsur ini ya tetap jadi Rasukma.”
Semakin percaya diri setelah gabung label
Bergabung dengan label juga penting menjadi Rasukma yang sudah berjalan lebih dari enam tahun. Selain memperluas koneksi (networking) di kancah musik nasional, Eson dan Adel mengakui adanya kepercayaan diri yang bertambah.
“Di saat kita menunjukkan ke orang kalau kita bisa dipercaya sama JUNI, itu kan memberikan kredibilitas juga buat kita untuk bisa menjual nama Rasukma lebih luas lagi di luar sana,” ujar Eson.
“Dipercaya oleh entitas seperti JUNI Records itu ya tentunya membuat kepercayaan diri meningkat. Dan benar kata Eson, kepercayaan diri dalam kita berkarya juga meningkat,” timpal Adel.
Berbeda ketika masih mengurus Rasukma secara independen, Adel mengaku banyak hal harus dilakukan dengan banyak pertimbangan yang mungkin tidak diperlukan. Perasaan itu hilang setelah bergabung dengan label yang sudah memiliki sistem kerjanya sendiri.
“Dengan kita bersama JUNI sekarang, kita merasa diperluas, dari wawasannya, networking-nya, dan jadinya kita dalam menyebarluaskan karya juga jadi lebih percaya diri,” ucap Adel.
“Karena JUNI udah lebih dari belasan tahun lah ya, jadi kayak apa sih yang terbaik untuk merilis lagu, kapan yang terbaik, terus kalau promosi lewat mana, mereka semua udah tahu. Itu kan sesuatu yang kami tidak punya, Selama ini kita promosi itu berdasarkan coba-coba, jadi kita nggak punya basis yang konkret kenapa kita harus melakukan itu. Sekarang, dengan JUNI, ya otomatis lebih terarah, lebih jelas dan lebih terstruktur,” sambung Eson.
Dengan dibantu tim yang sudah memiliki pos kerjanya masing-masing, Eson dan Adel pun merasa bisa lebih fokus dengan proses-proses kreatif. Energi mereka bisa lebih diarahkan untuk karya ketimbang urusan bisnis.
Meski bergabung dengan label bukan jaminan mutlak untuk menjadi lebih besar, Rasukma yakin bahwa keputusan bergabung dengan JUNI Records telah membawa mereka ke tahapan yang berbeda.
Eson tahu ada banyak faktor untuk menjadi lebih besar, baik yang bisa diusahakan dan yang harus diserahkan. Baginya, “Yang bisa diusahakan itu semua pasti akan diusahakan oleh JUNI dan kami juga, semuanya bergantung ke kitanya. Sisanya tinggal momentum, kesempatan, dan keberuntungan, itu yang akan kita serahkan.”
Sementara, Adel meyakini bahwa bergabung dengan JUNI Records sebagai pengharapan baru. “Ketika ada pengharapan tuh rasanya lebih kayak ada kepercayaan aja. Jadi ya semoga pengharapan-pengharapan itu, dari kami berdua dan JUNI, semoga bisa terwujud.”
“Dan pengharapan yang kita punya itu nggak sedikit dan nggak kecil, jadi semoga semua pengharapan itu bisa menjadi anak tangga yang tadi dibilang, kita bisa jadi besar. Amin.”