JAKARTA - Yayasan Anugerah Musik Indonesia (AMI) menggelar diskusi publik untuk membahas keberadaan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dalam industri musik Tanah Air dewasa ini.
Candra Darusman selaku Ketua Umum Yayasan AMI membuka diskusi yang digelar secara luring dan daring ini. Dia menyebut sudah saatnya AMI bergerak lebih aktif untuk menjawab pertanyaan ‘apakah sudah saatnya karya berbasis AI mendapat penghargaan?’.
“Pada suatu saat, akan tiba saatnya mungkin kita harus punya posisi bagaimana menghargai karya berbasis AI ini,” kata Candra Darusman di Gambir, Jakarta Pusat pada Selasa, 13 Agustus.
Untuk mendapatkan informasi selengkap mungkin mengenai keberadaan AI, dan pengaruhnya terhadap industri musik, enam narasumber dengan berbagai latar belakang dihadirkan dalam diskusi.
Adapun, mereka yang menjadi narasumber adalah Ramya Prajna Sahisnu (Digital Creative Agency), Diana Silfiani (Entertainment Lawyer & Publisher), Prof. Dr, Ahmad M Ramli (Founder Center of Cyberlaw & Digital Transformation, Fakultas Hukum UNPAD), Indra Aziz (Musisi & Vocal Coach), Febrian Nindyo (Penyanyi & Pencipta Lagu), dan Eka Gustiwana (Musisi & Produser Musik).
BACA JUGA:
Dipandu oleh Tantowi Yahya sebagai moderator, setiap narasumber memberikan pengalaman dan pengetahuan mereka terkait teknologi kecerdasan buatan ini.
Lebih lanjut, Candra menyebut apa yang disampaikan dalam diskusi bisa menjadi masukan bagi AMI dalam mengambil keputusan, apakah karya berbasis AI juga perlu mendapat tempat.
“Tapi sekali lagi ini hanya mengumpulkan pendapat untuk bagaimana tahun depan. Nggak bisa kita hindari kalau AI bagian dari kehidupan kita. Ya pastinya ada yang setuju dan tidak setuju, dengan alasannya masing-masing,” pungkas Candra Darusman.